Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tanjungpinang Masih Aman dari Beras Sintetis, 'Pelabuhan Tikus' Jadi Ancaman
Oleh : Habibi
Jum'at | 22-05-2015 | 09:39 WIB
sidak_distributor_sembako.JPG Honda-Batam
Jajaran Disperindag dan Dinkes Kota Tanjungpinang saat melakukan sidak ke sejumlah distributor sembako. (Foto: ist)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Beras sintetis yang disebut-sebut berasal dari Tiongkok diisukan sudah masuk ke Tanjungpinang. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) bersama Dinas Kesehatan Kota Tanjugpinang melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah distributor sembako untuk mengantisipasi adanya peredaran beras sintetis di Tanjungpinang.

"Kami sudah memeriksa 10 distributor sembako. Kalau di Tanjungpinang ada sekitar 13 distributor, tapi hasilnya belum ditemukan adanya beras sintetis seperti yang terjadi di daerah lain," kata Teguh Santoso, Kepala Bidang Perdagangan, Disperindag Kota Tanjungpinang, Jumat (22/5/2015).

Teguh mengatakan, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tanjungpinang serta instansi vertikal lainnya yang berada di pintu masuk, seperti pelabuhan, agar selalu mengawasi peredaran beras sintetis di Tanjungpinang.

"Kita juga meminta Dishub untuk mengontrol pelabuhan tikus. Sebab, beredarnya beras sintetis di daerah lain di Indonesia memang banyak dari pelabuhan tikus. Oleh karena itu, menimbulkan kekhawatiran jika beras sintetis yang dicampurkan dalam beras asli tersebut masuk ke Tanjungpinang," ujarnya.

Dikatakan Teguh, Pemerintah Kota Tanjungpinang mengimbau supaya para distributor sembako tidak memanfaatkan momen tersebut dan ikut menjual beras sintetis. Masyarakat saat ini belum bisa membedakan antara beras asli dengan beras sintetis.

"Selain itu, konsumen juga harus lebih cerdas dalam membeli sembako dan sebagainya," ujarnya.

Teguh menegaskan, jika kedapatan ada distributor yang melakukan oplosan terhadap beras, akan dikenalan sanksi pidana dan denda yang sangat besar. Untuk itu, ia berharap distributor selalu bersikap transparan terhadap konsumen.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Rustam, menuturkan, konsumen harus bisa membedakan antara beras asli dengan beras yang sintentis. Beras sintetis memiliki rasa yang tawar dan getir, tidak memiliki wangi beras seperti beras asli. Sedangkan beras asli berbau wangi, pulen dan setelah ditanak, rasanya khas nasi pada umumnya.

"Kalau beras sintetis itu kalau dimakan bisa mual-mual, muntah bahkan bisa meninggal. Untuk itu, bisa juga menimbulkan penyakit yang membahayakan bagi tubuh," terangnya. (*)

Editor: Roelan