Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Soal Kunker Komisi IV DPRD Batam ke Jerman dan Swiss

Transparansi Diharap Ubah Paradigma Studi Banding ke Luar Negeri
Oleh : Gokli
Kamis | 16-04-2015 | 16:43 WIB
Uba_Ingan_Sigalingging_2.jpg Honda-Batam
Uba Ingan Sigalingging, anggota Komisi IV DPRD Batam.

BATAMTODAY.COM, Batam - Anggota Komisi IV DPRD Kota Batam, Uba Ingan Sigalingging, yang banyak mendapat kritikan atas keikutsertaannya dalam kunjungan kerja untuk studi banding ke Jerman dan Swiss, mengaku menerima hal itu sebagai dorongan untuk kinerja lebih baik ke depan.

Uba juga menilai kritikan itu sebagai masukan dan dorongan energi baru baginya untuk berbuat yang lebih baik. "Kami menanggapi kritikan itu sesuatu yang positif, untuk mendorong kinerja agar lebih baik," ujar Uba di Batam Center, Kamis (16/4/2015).

"Kami akan tunjukkan kunker kali ini berbeda dengan yang sebelumnya. Di sini jelas output untuk meningkatkan kapasitas pendidikan kejuruan yang siap pakai," tambahnya.

Dikatakan Uba, tujuan kunjungan untuk melakukan pembahasan Letter of Intent (Lol) yang akan ditingkatkan menjadi Memorandum of Understanding (MoU), tentang penguatan kapasitas pendidikan kejuruan dan transformasi potensi pemuda ke arah High Skills Intensive, dalam mendukung industri Batam berbasis inovasi.

Menurutnya, dengan adanya MoU, kerja sama pendidikan dan pariwisata Kota Batam dengan Jerman serta Swiss membuka peluang bagi siswa SMK menyongsong era globalisasi. Lainnya, pertukaran belajar siswa dan guru juga bisa dilakukan untuk meningkatkan keahlian dan keterampilan.

"Batam sebagai kota industri, butuh tenaga kerja yang siap pakai. Tentu sekolah kejuruan harus lebih ditingkatkan lagi kualitasnya," katanya.

Bicara mengenai dunia industri, sambung Uba, sudah seharunya, sekolah kejuruan diperbanyak dari yang sudah ada saat ini. Sebab, lulusan sekolah umum tidak bisa diserap dunia industri, harus kuliah lagi untuk mendapatkan keahlian.

Padahal, kata dia, untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi masyarakat butuh biaya yang tidak sedikit. Jika masyarakatnya miskin, sambung Uba, tentu akan terkendala, dan menjadi permasalahan baru, yang membuat jumlah pengangguran meningkat.

"Ini kesempatan baik, kenapa tidak kita dorong. Selain pertukaran guru dan siswa, juga akan ada bantuan dari Jerman dan Swiss untuk sekolah kejuruan di Batam," kata dia.

Apalagi, Uba menambahkan, pembangunan sekolah kejuruan mendapat bantuan dari pemerintah pusat. Hal ini juga bisa meringankan beban APBD. Tentu kesempatan itu juga harus dimanfaatkan demi peningkatan dunia pendidikan di Batam yang sudah mempunyai keahlian.

"Kami akan memulai tradisi kunker yang transparan dan akuntabilitas. Publik juga perlu tahu apa yang akan diimplementasikan di Batam setelah kunker," ujarnya.

Ditambahkan, kalau selama ini kunker ke luar negeri untuk studi banding terkesan tidak transparan sehingga menuai kritikan dari masyarakat, maka paradigma seperti itu harus diubah dengan membuka hasil studi banding dalam bentuk laporan publik.

"Paradigmanya harus diubah, kita akan buka ke publik apa hasil yang kita dapat dari studi banding ini, terlebih implementasinya bagi dunia pendidikan, kususnya kejuruan," tuturnya.

Seperti diketahui, anggota Komisi IV DPRD dan dua Kepsek SMK yang akan berangkat ke Jerman dan Swiss sudah mendapat persetujuan perjalanan dinas ke luar negeri, dari Kementerian Sekretariat Negara RI dengan nomer : B-762/Kemensetneg/Sesmen/LN.00.00/4/2015, tertanggal 7 April 2015. Selanjutnya, dari Kementerian Dalam Negeri RI nomor : 00?/1528/SJ, tertanggal 26 Maret 2015.

"Semua dokumen administrasi untuk keberangkatan kunjungan ke luar negeri sudah lengkap. Kami berharap masyarakat bisa paham," tutup dia.

Anggota Komisi IV yang akan berangkat ke Jerman dan Swiss berjumlah tujuh orang. Mereka terdiri dari Riky Indrakari, Udin P Sihaloho, Ganda Tiur M Simorangkir, Ides Madri, Marlon Brando Siahaan, Fauzan, dan Uba Ingan Sigalingging, serta dua kepala sekolah dari SMKN 1, Lea Lindrawijaya Suroso dan SMKN 2 Batam, Ratna Saptawati Iriani.

Editor: Dodo