Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warga Bengkong Indah I Tolak Pembangunan Tower Telkomsel di Atas Rumah
Oleh : Romi Chandra
Kamis | 16-04-2015 | 10:26 WIB
tower-bengkong.jpg Honda-Batam
Warga menunjukkan tower yang dibangun di atas rumah dan ditolak pembangunannya oleh masyarakat sekitar.

BATAMTODAY.COM, Batam - Sebuah menara atau tower milik Telkomsel yang dibangun di atas rumah blok C no 17, Bengkong Indah I, mendapat kecaman dan penolakan oleh warga sekitar, khususnya yang tinggal di blok E dan C, RW 01.

Bahkan, ratusan warga yang berdiam di sekitar lokasi nyaris megamuk dan bertindak sendiri karena sikap arogansi dari pemilik rumah serta kontraktor pemasangan tower yang diketahui bernama Lukman Nadeak yang sempat mau menyuap warga dan tokokh masyarakat.

Selain tidak memiliki izin sama, warga meresahkan dampak dari tower yang dibangun di tengah kawasan padat penduduk. Selain takut jika nanti rubuh karena kontruksi rumah dan daya tahan tanah tidak kuat, ketakutan warga pada petir yang bisa saja menyambar tower tersebut berdampak ke rumah warga sekitar, seperti terjadinya kebakaran atau lain sebagainya.

Bahkan, warga juga memasang spanduk di seberang rumah tingkat dua yang diketahui milik Saulina Sitorus tersebut, dengan ultimatum memberi waktu 7 hari untuk melakukan pembongkaran kembali. Warga juga menyayangkan sikap pemilik rumah yang melakukan pembangunan sejak dua minggu belakangan ini terkesan menutup-tutupi dari warga.

Pantauan di lokasi, tower yang sedang dibangun tersebut miliki pondasi berdiameter 3x3 meter persegi serta baru dipasangi beberapa besi untuk pemancar. Warga yang melihat besi tersebut dipasang langsung kaget, karena pemilik rumah mengaku hanya membangun menambah tingkat rumahnya.

"Kami benar-benar kaget. Sejak pertama kali tukang bekerja, pemilik rumah ditanya RT dan warga hanya menjawab 'ada deh'. Jika ditanya lagi, dia (pemilik rumah), mengatakan hanya menambah tingkat rumahnya," kata M Nasir Harun, tokoh masyarakat Bengkong Indah, Rabu (15/4/2015) malam.

Diceritakan Nasir, warga mulai mengamuk sejak melihat adanya besi-besi dipasang di atas pondasi yang dibangun di lantai paling atas rumah. Sementara selama ini warga mengira pemilik rumah hanya merenovasi rumahnya. "Kalau hanya merenovasi rumahnya, tentu tidak masalah, mau dibuat 9 lantai pun tak masalah. Ini ternyata dibuatkan untuk tower yang tentu meresahkan warga. Mereka tidak memiliki izin sama sekali, dan dampak merugikannya juga banyak, apalagi ini kawasan padat penduduk," tuturnya yang diamini ratusan warga yang masih berada di lokasi.

Pembangunan tersebut lanjutnya, dilakukan sejak dua minggu lalu. Kenapa pemilik rumah menutupinya, karena tidak memiliki izin sama sekali. "Mereka cuma pegang surat dari Telkomsel. Tapi tidak bisa memperlihatkan izin-izin untuk mendirikannya. Ini sudah menyalahi aturan. Dampaknya tidak hanya dilihat dari luar, tapi pengaruhnya untuk kesehatan juga tidak baik," tambahnya.

Dalam hal ini, warga yang sudah kesal sejak Selasa (14/4/2015), sudah melakukan pertemuan dan pembahasan dan dengan tegas menolak. Bahkan pertemuan antara warga dengan kontraktornya difasilitasi lurah setempat juga sudah dilakukan. Namun tidak menemukan titik terang.

Kontraktor Bersikap Arogan
Sikap arogansi kontraktor yang menilai semua bisa diamankan dengan uang membuat warga semakin melakukan penolakan. "Kami tidak menyalahkan Telkomsel, tapi menyalahkan kontraktornya yang arogan. Jujur saja, yang bersangkut juga minta bicara empat mata dengan saya. Nah itu untuk apa? Mau menyogok saya? Selama ini di sini aman-aman saja dan tidak ads masalah, karena kami saling menjaga keamanan dan ketentraman," tegas Nasir.

Tower yang akan dibangun itu pegakuan dari kontraktor setinggi enam meter. "Enam meter ujunnya ya? Kami yakin 20 meter dari bawah pasti ada. Lihat saja pondasi kakinya, itu besar lho. Seberapa kuat juga bangunan rumah itu akan menahanya? Jika akan meresahkan warga, lebih baik tidak perlu dibangun. Toh selama ini kita tidak kekurangan sinyal kok," tambahnya lagi.

Sementara itu, Ketua RW 01, Maman Darman, mengatakan, pemilik rumah tidak pernah melaporkan ke pihak RT atau RW jika ingin membangun tower tersebut. "Ditanya, selalu ditutupi. Kami juga kaget, tiba-tiba warga sudah heboh," kata Maman.

Memuncaknya amarah warga kaena petugas dari PLN datang ingin memasang kabel ke tower terrsebut, padahal penolakan juga sudah terang-terangan dilakukan.

Sama halnya yang diakui Lurah Bengkong Indah, Zulkifli. Sebelum melakukan pertemuan dengan warga, kontraktornya mengaku kehabisan waktu unuk melakukan pengurusan izin sehingga memaksakan untuk membangun tower tersebut. "Saya sebagai lurah di kawasan ini juga tak dipandang dan diperintah seenaknya oleh kontraktornya. Dia (kontraktor) hanya melihat surat dari Telkomsel, dan tak bisa memperlihatkan izinnya," ucapnya.

Editor: Dodo