Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mahasiswa Batam Membumikan Demokrasi Pancasila
Oleh : Gokli
Jum'at | 27-02-2015 | 08:52 WIB
fgd unrika.jpg Honda-Batam
Tri Tarwiyani, Direktur PSP Unrika saat memberikan materi dalam diskusi di Unrika, Batam.

BATAMTODAY.COM, Batam - Mahasiswa Batam yang berasal dari tiga kampus, Univesitas Riau Kepulauan (Unrika), Politeknik Batam dan Universitas Putra Batam, menggelar diskusi demokrasi, di Kampus Unrika Batam Center, belum lama ini.

Topik yang mereka diskusikan itu adalah "Membumikan Demokrasi Dalam Kerangka Pancasila". Menghadirkan Direktur Pusat Studi Pancasila (PSP) Unrika Batam, Tri Tarwiyani, M. Phil sebagai pembicara. "Apakah Indonesia adalah negara yang demokratis?" Itulah pertanyaan itu dilontarkan Tri Tarwiyani mengalami paparannya.

Lontaran pertanyaan itulah yang direspon secara kritis dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar oleh PSP Unrika. "Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara," tutur Tri Tarwiyani.

Ditambahkannya, Tri Tarwiyani yang juga dosen Unrika itu lagi, di Indonesia ada istilah demokrasi terpimpin. Istilah ini berasal dari Bung Hatta. Dasar pemikirannya adalah karena masyarakat dianggap belum mampu untuk berdemokrasi, sehingga diperlukan pemimpin yang membimbing. "Demokrasi Pancasila, ini yang terakhir di Indonsia. Itu pun ada 2 bentuk, yaitu pada masa era Soeharto dan pada masa orde reformasi," tambah lagi.

Apa arti dari demokrasi Pancasila itu? Yaitu, ujar Tri Tarwiyani, adalah adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Melalui pengertian itu, sebenarnya kita tarik beberapa kesimpulan terkait hakikat dari demokrasi pancasila itu sendiri.

Menanggapi paparan itu, mahasiswa Politeknik Batam, Nanda mengatakan, mengapa nilai demokrasi Pancasila harus dibumikan, apakah memang nilai itu sudah mulai luntur di tengah masyarakat kita?

Menjawab Nanda, Direktur PSP Unrika itu mengatakan, suatu nilai, tidak akan pernah membumi, nilai itu baru akan membumi jika sudah menjadi norma atau adat istiadat. Saya contohkan, anda pernah melihat manusia, padahal anda sendiri juga manusia, berarti anda bisa melihat diri sendiri. Tapi, apakah anda pernah melihat sosok kemanusiaan? Pernah? Membantu sesama itu hanya efek dari nilai. Nilai itu sifatnya abstrak, jadi membumikan nilai Pancasila itu adalah mendorong untuk terealisasi. Seorang atheis yang tidak mengakui tuhan, pasti di dalam dirinya ada sifat religiusitas. *

Editor: Dodo