Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hasil Investigasi Bentrok TNI vs Polri di Batam

Tiga Anggota TNI Jadi Beking Pengamanan Gudang BBM Ilegal PT BAS
Oleh : Surya
Selasa | 14-10-2014 | 17:49 WIB
Kapuspen TNI.jpg Honda-Batam
Kapuspen TNI Fuad Basya (kiri) dan Kadiv Humas Mabes Pol Irjen Pol Ronny F Sompie

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kapsuspen TNI Majyen Fuad Basya mengungkapkan, ada oknum anggota TNI Yonif 134/Tuah Saksi yang menjadi beking gudang bahan bakar minyak (BBM) ilegal milik  PT Bintang Abadi Sukses (BAS), di Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sagulung Batam, yang memicu bentrok dengan anggota Brimob Polda Kepri yang membantu Diskrimsus Polda Kepri melakukan penggrebekan di lokasi tersebut.


"Dari hasil investigasi, diketahui bahwa memang ada anggota TNI dari Batalyon 134 yang bertugas sebagai pengamanan di lokasi penimbunan BBM tersebut," kata Fuad Basya di Kemenkopolkam, di Jakarta,  Selasa (14/10/2014).

Meskipun demikian, Fuad mengatakan, anggota TNI yang melakukan jasa pengamanan tersebut tidak mengetahui jika gudang bahan bakar tersebut adalah ilegal.

Menurut Ronny F Sompie, Kadiv Humas Mabes Polri,  ada tiga anggota TNI yang terlibat dalam aksi beking di gudang penyimpanan BBM tersebut. "Ketiganya bertugas sebagai penjaga gudang, koordinator, dan broker BBM," kata Ronny.

Untuk mengatasi agar bisnis jasa pengamanan tersebut tidak terulang kembali, Fuad mengatakan, pihak TNI akan segera melakukan proses hukum terhadap semua anggota TNI yang terbukti terlibat dalam bisnis jasa pengamanan.

Kapuspen TNI ini mengatakan, aksi tiga  anggota TNI Yonif 134/Tuah Sakti dalam kasus BBM ilegal di Batam sebagai kenakalan remaja. Ia mengatakan, alasan keterlibatan prajurit TNI dalam bisnis jasa pengamanan hanya untuk mencari penghasilan tambahan.

"Istilahnya kenakalan remaja. Dari sekian banyak anggota TNI, pasti ada yang kelakuannya aneh-aneh," katanya.

Keterlibatan anggota TNI dalam bisnis jasa pengamanan tersebut, lanjutnya, merupakan kebiasaan prajurit di tingkat bawah yang berusaha mendapatkan penghasilan tambahan. Meski demikian, ia membantah jika tingkat kesejahteraan anggota TNI disebut rendah.

Fuad membantah jika perilaku tiga prajurit TNI tersebut sebelumnya sudah diketahui oleh para atasan. Menurut dia, para prajurit melakukan kerja sama dengan tersangka penimbun BBM atas keinginan pribadi. Ia berjanji akan segera melakukan proses hukum terhadap prajurit yang terbukti bersalah.

"Namun, kita komitmen, apabila ada yang melanggar, pasti kita hukum. Mengenai berat atau ringan hukuman, nanti akan berpedoman pada Kitab Undang-Undang Disiplin Pidana Tentara," kata Fuad.

Sebelumnya, dalam peristiwa penembakan itu, empat orang anggota TNI Batalyon Infanteri 134 Tuah Sakti menjadi korban penembakan oleh anggota Brimob di Markas Komando (Mako) Brimobda Kepri.

Keempat anggota TNI yang tertembak di bagian pahanya itu adalah Pratu Ari Kusdiyanto yang merupakan anggota kesehatan Kompi Markas Yonif 134/TS, Prada Hari Sulistiyo selaku anggota kompi bantuan Yonif 134/TS, Praka Eka Basri anggota Kompi, dan Pratu Eko anggota Kompi Markas.

Editor: Surya