Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Soal Dugaan Penyeludupan Gula 2.250 Ton

BC Batam Bantah Anggota Dewan Yudi Kurnain
Oleh : Hendra Zaimi/TN
Jum'at | 10-06-2011 | 13:15 WIB
Gula-1.gif Honda-Batam

Gula Impor - Kedatangan 9 ribu ton gula impor asal Thailand ke Batam berbanding terbalik dengan kebijakan Kementerian Perdagangan RI yang menghentikan impor gula sejak 15 April 2011 lalu., tampak pembongkaran gula impor di pelabuhan Batu Ampar, 1 Juni 2011 yang lalu. (Foto: Dodo)

Batam, batamtoday - Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai (KPU BC) Tipe B Batam belum memberikan keterangan resmi soal dugaan terjadinya penyelundupan sebanyak 2.250 ton gula kristal pasir (GKP) yang ikutan menyusup masuk bersama 9.000 ton gula impor gula, sebagaimana dinyatakan Anggota DPRD Bartam, Yudi Kurnain, seusai melakukan sidak di pelabuhan Batu Ampar, Kamis kemarin, 9 Juni 2011.

Kasi Layanan Informasi KPBU BC Tipe B Batam, Iwan Agung Kusuma P, ketika dihubungi di kantornya mengatakan dirinya baru datang dari luar kota, dan belum mengetahui soal adanya dugaan penyeludupan tersebut.

"Wah, saya baru pulang dari Magelang, belum tahu soal itu, coba tanya yang lain," kata Iwan ketika dihubungi hari ini, Jumat 10 Juni 2010.

Seperti diberitakan sebelumnya,  Komisi II DPRD Kota Batam dan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM (Disperindag dan ESDM) Pemkot Batam ketika melakukan sidak ke pelabuhan Batu Ampar Kamis kemarin, 9 Juni 2011, menemukan fakta di lapangan bahwa telah terjadi penyelundupan secara terang-terangan GKP sebanyak 2.250 ton yang dimasukan secara bersama-sama dengan 9,000 ton gula impor asal Thailand melalui pelabuhan Batu Ampar, Batam, pada 1 Juni 2011 lalu.

Atas temuan tersebut, anggota DRPD Batam yang melakukan sidak, Yudi Kurnain, menyatakan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwajib untuk melakukan penyidikan atas temuan gula impor yang melebihi kuota tersebut. Meski Yudi tidak menyebut secara langsung itu adalah penyelundupan, namun Yudi menyatakan akan menyerahkan saja kasus tersebut kepada polisi untuk dilakukan penyelidikan dan penyidikan.

"Yaa, kita lakukan sidak siang tadi, dan kita temukan adanya impor melebih kuota sebanyak 2.250 rton, Kita serahkan sepenuhnya kepada polisi," ujar Yudi Kurnain pendek kepada batamtoday ketika dihubungi kemarin malam, Kamis 9 Juni 2011 per telepon.


Sementara Kasi Inteljen KUU BC Tipe B Batam, Salomo Vino Silitonga, ketika dihubungi yang bersangkutan mengaku dirinya sedang berada di laut menjalankan tugasnya. Akhirnya konfirmasi pun dilakukan lewat SMS.

Berikut petikan konfirmasi lewat SMS antara batamtoday dengan Salomon:

Batamtoday    : Pagi pak Salomon, mhn wktnya sedikit, mau tanya soal gula impor yang masuk di Batu Ampar, 1 Juni 2011 yang lalu, tks.

Salomon         : Sorry bos. Saya lagi di laut. Nanti ya.

Batamtoday   : Kalo tidak terlalu teknis, mungk bisa by sms atau by call. Tp kalo dirasa gak pas, ok, kami tunggu. Jam brapa di kantor, pak?

Salomon         : Yang mau ditanykan soal apa kira2? Karena proses impor sendiri sedang berjalan.

Batamtoday : DPRD kemarin sidak di Batu Ampar, ditemukan 2.250 ton gula ikutan masuk dg yang 9.000 ton impor sesuai kuota. Soal dokumen dan SPB (Surat Perintah Bongkar), bgm hasil cek di lap sblm dibongkar?

Salomon      : Hari ini gula dibawa ke lab. Sampai ada hasil disegel dan tidak akan dikeluarkan. Jumlah kapal yang masuk cuma 3. Total baru 5000-an ton. Jadi belum ada kelebihan jumlah.

batamtoday : Jadi tidak betul pernyataan angg dewan Yudi Kurnain dan jg ptgs Disperindag Batam bahwa gula masuk ke batam 11.250 ton?

Salomon     : Faktanya baru 3 kapal yang masuk. kalo nanti ada kelebihan pasti kami tindak.

Sesaat berita akan dipublish, SMS dari Salomon masuk kembali memberikan tambahan informasi.

Salomon     : Kapal ke-4 belum selesai bongkar diperkirakan total 8.700 ton (gula).