Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Cabjari Ranai Lanjutkan Penyelidikan Korupsi Pengadaan Ternak di Anambas
Oleh : Nursali
Sabtu | 20-09-2014 | 10:50 WIB
ternak_sapi.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Tarempa - Setelah sempat terhenti beberapa waktu, Kantor Cabang Kejaksaan Negeri (Cabjari) Ranai di Tarempa kembali melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadan bibit hewan ternak pada Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) Anambas tahun 2013 silam.

Kali ini, Jaksa kembali memanggil Ketua Pokja Distanhut, Nawarlis serta Sekretaris Pokja, Kabarudin untuk dimintai keterangan.

"Benar, saat ini kita sedang memintai keterangan dari Ketua dan Sekretaris Pokja Distanhut," kata Kepala Cabang Kejari Ranai, Erwin Iskandar melalui salah satu jaksa fungsionalnya, Agung belum lama ini.

Ia menuturkan, pemanggilan ini kali kedua terhadap Ketua Pokja. "Pukul 09.30WIB tadi mereka sudah datang. Saat ini kita sedang mimintai keterangan. Nanti lah ya kita sampaikan perkembangannya," katanya.

Agung menambahkan, tidak menutup kemungkinan pihak -pihak yang telah dipanggil sebelumnya dan mengetahui proses pengadaan hewan ternak dengan pagu anggaran sebesar Rp1,8 miliar ini akan dipanggil kembali.

Seperti, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Kepala Dinas selaku Pengguna Anggaran (PA) serta Penyedia (Pemenang Tender). Belum diketahui, apakah dengan adanya pemanggilan ini jaksa akan segera membuat kesimpulan untuk menetapkan tersangka sebab, kasus ini telah bergulir cukup lama.

Sebelumnya, pada tahun 2013 silam, Distanhut Anambas kembali melaksanakan kegiatan andalannya yakni pengadaan hewan ternak untuk petani Anambas dengan total 336 ekor. Untuk jenis sapi sebanyak 84 ekor sedangkan Kambing sebanyak 252 ekor. Namun, ketika proses pengadaan berlangsung apa yang direncanakan jauh dari harapan.

Dimana, hewan-hewan ternak ini banyak mati berjamak tanpa diketahui penyebabnya terutama jenis kambing. Tentu saja, denga adanya kejadian ini, Dinas yang terletak di Jalan Raja Ali Haji Kampung Melayu, Kelurahan Tarempa tersebut, kelabakan. Terlebih, kabar ini telah dilirik aparat penegak hukum.

"Dari keterangan pihak Dinas, mereka menyebutkan total kambing yang mati sebanyak 148 ekor namun, dari hitungan kita lebih. Sedangkan untuk jenis sapi, saat ini kita masih mengumpulkan datanya," kata Erwin pada waktu itu.

Ia juga menuturkan jika penyebaran bantuan bibit hewan ternak ini merata di 7 kecamatan yang ada di Anambas. Tiap 1 desa, mendapatkan jatah bantuan sapi sebanyak 12 ekor dan sisanya kambing. Sejauh ini, hampir semua desa yang menerima bantuan ada hewan ternaknya yang mati. "Untuk Desa Putik, dari 9 ekor telah mati sebanyak 7 ekor," katanya.

Terpisah, Kadistanhut Anambas, Asmarullah yang dimintai keterangan membenarkan, jika dirinya belum lama ini telah dipanggil untuk dimintai keterangan. Ia juga membenarkan, jika total kambing yang mati mencapai separoh dari total keseluruhannya.

"Benar, belum lama ini saya dipanggil untuk dimintai keterangan karena selaku PA. Namun untuk tahun 2013, saya masih menjabat Sekretaris Dinas dan awal 2014 ini saya baru dilantik menjadi Kadis. Untuk masalah teknisnya, PPK yang lebih mengetahuinya yakni Asri Ana Marta," ungkapnya singkat.

Ia menuturkan, diduga salah satu penyebab hewan ternak ini mati secara berjamak karena faktor adaptasi hewan serta masyarakat yang menerima bantuan kurang memahami tentang tata cara perawatannya. "Untuk sapi, laporan yang saya terima hanya 2 ekor yang mati, jadi saya rasa tidak ada masalah,"tutupnya.

Sementara itu, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dalam pengadaan bibit hewan ternak Distanhut Anambas, Novizal yang ditemui juga menuturkan hal yang sama. Ia mengaku, untuk rincian terkait pengadaan hewan ternak ini berada di PPK. 

"Saya sudah dua kali dipanggil. Apa yang saya tahu saya sampaikan dan saya hanya pelaksanan lapangan. Namun untuk teknis lelang serta spek-nya, Kabid saya lebih tau yakni Pak Asri Ana Marta yang juga selaku PPK dalam kegiatan ini,"ungkapnya.

Dari sumber dan data sementara yang diperoleh, proyek pengadaan bibit hewan ternak untuk masyarakat pada tahun 2013 lalu dengan pagu anggaran Rp1,8 milar sempat gagal lelang sebanyak satu kali tanpa alasan yang jelas.

Tidak lama berselang, lelang kembali dilakukan oleh panitia dengan pagu anggaran yang masih sama. Anehnya pada lelang kedua, pemenang yang ditunjuk panitia merupakan peserta yang pernah dikalahkan panitia pada lelang pertama.

Editor: Dodo