Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ditreksrimum Polda Kepri Amankan 100 Calon TKI Ilegal dari Tiga Tempat di Batam
Oleh : Hadli
Kamis | 18-09-2014 | 14:45 WIB
photo(11).JPG Honda-Batam
Gedung Satgasda People Smuggling Ditreskrimum Polda Kepri. (Foto: Hadli/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Satgasda People Smuggling (Perdagangan Orang), Direkorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Kepri, berhasil mengamankan 100 orang calon tekeja Indonesia (TKI) ilegal di Batam. Ratusan calon TKI ilegal itu diamankan dari tiga tempat penammpungan ilegal yang berbeda di Batam.

Direktur Ditreskrimum Polda Kepri, Komisaris Besar Polisi Cahyono Wibowo, mengatakan, penggerebekan pertama yang dilakukan Subdit IV Satgasda People Smuggling Ditreskrimum Polda Kepri berhasil mengamankan delapan orang calon TKI ilegal di dua tempat.

"TKP pertama di ruko Dotamana dan TKP kedua di perumahan Beverly Park. Dari kedua lokasi anggota berhasil mengamankan sebanyak delapan calon TKI. Dari dua lokasi ini diduga kuat dibekingi oknum TNI berinisial A dan D," terang Cahyono kepada BATAMTODAY.COM, Kamis (18/9/2014).

Kedua oknum TNI yang turut diamankan tersebut akan diserahkan ke Polisi Militer (POM) untuk diproses. "Sekarang kita sedang lengkapi berkasnya untuk dilimpahkan ke POM," tutup dia.

Sementara satu lokasi lainnya yang turut serta digerebek berada di perumahan Mercelia milik Haji Ahmad. Di lokasi itu polisi berhasil mengamankan sebanyak 92 orang calon TKI ilegal dari lantai dua dan tiga, sementara lantai dasar digunakan sebagai modus untuk gipsum.

"Sebanyak 92 orang yang diamankan 42 di antaranya pria dan 43 orang perempuan. Pelaku berhasil kabur karena tidak berada di lokasi pada saat penggerebekan," kata mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini.

Sementara yang pelaku yang berhasil diamankan dari lokasi antara lain E dan S. "Tersangka E dan S berperan menjemput, memindahkan dan memberangkatkan TKI ke Malaysia. Rata-rata TKI ilegal ini ada yang mau bekerja di Malaysia dan Abu Dhabi. Tapi mereka tidak tahu akan dipekerjakan sebagai TKI ilegal," kata Cahyono lagi. (*)

Editor: Roelan