Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Baru Bertugas, Danramil Bintan Utara Dicurhati Soal 'Pelabuhan Tikus'
Oleh : Harjo
Kamis | 11-09-2014 | 16:43 WIB
IMG-20140911-02145.jpg Honda-Batam
Tokoh pemuda ngopi bareng dengan Danramil Bintan Utara. (Foto: Harjo/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Komandan Rayon Militer (Danramil) Bintan Utara, Kapten Harioko, yang belum genap sebulan bertugas di wilayah ini, sudah dicurhati sejumlah tokoh pemuda dan tokoh masyarakat Bintan Utara. Banyak permasalahan di Bintan Utara yang disampaikan, terutama persoalan maraknya pelabuhan ilegal atau dikenal dengan sebutan "pelabuhan tikus".

"Kalau cerita pelabuhan tikus, memang ada benarnya. Sebab memang belum ada pelabuhan bongkar muat yang resmi kecuali di dalam kawasan industri dan itu fasilitas kawasan Free Trade Zone (FTZ). Sehingga pengusaha menengah ke bawah tidak mungkin mampu bongkar muat barang di pelabuhan tersebut," ujar Moch Idha, tokoh pemuda Bintan Utara di sela-sela silaturahmi dengan Danramil di Tanjunguban, Kamis (11/9/2014).

Menurutnya, jika keberadaan pelabuhan tersebut untuk memnuhi kebutuhan masyarakat mungkin masih bisa diterima. Tetapi yang dikhawatirkan keberadaan pelabuhan tikus justru menjadi pintu masuk barang terlarang, seperti narkotika dan tindak kejahatan lainnya mengingat keberadaan pelabuhan pribadi memang sangat jarang bahlan tidak pernah dilakukan pengawasan secara langsung oleh pihak aparat penegak hukum.

"Masyarakat sudah meminta agar pemerintah membangun pelabuhan bongkar muat yang resmi sejak puluhan tahun lalu. Namun hanya sekadar dijanjikandan hingga saat ini belum terealiasasi," timpal Daeng Syahril, tokoh masyarakat Bintan Utara.

Dijelaskan Syahril, aparat penegak hukum khususnya di Bintan Utara terbilang lengkap, mulai Polri, KPLP, Syahbandar dan TNI AL. Tetapinya nyatanya di lapangan apa yang terjadi di pelabuhan ilegal memang tidak bisa terbendung dan jumlahnya semakin banyak.

Sebaliknya walau pun sudah ada anggota dewan dari Bintan Utara yang diharapkan bisa mendorong adanya perubahan tentang keberadaan pelabuhan tikus, yang terjadi justru makin menjamur dan makin tidak terkontrol.

"Kita tidak paham apakah karena sejumlah pejabat dan aparat memang memiliki kepentingan di pelabuhan tersebut sehingga keberadaannya terkesan  tidak pernah dilakukan pemeriksaan serta selalu aman-aman saja. Ini menjadi catatan buruk bagi masyarakat, krisis kepercayaan pun secara perlahan mulai terbangun, artinya permasalahn akan menjadi bom molotov," tegasnya.

Sementara itu Danramil Bintan Utara, Kapten Harioko, yang mendengarkan sejumlah keluhan dari tokoh pemuda dan masyarakat yang hadir dalam acara temu ramah tersebut, mengaku kaget.

"Saya juga tidak menyangka kalau Bintan Utara yang terlihat tenang justru banyak tersimpan berbagai permasalahan dan keluhan dari masyakarat. Selaku anggota TNI, memang sangat penting mengetahui permasalahan yang ada di tengah masyarakat, karena hal itu menyangkut masalah keamanan dan teritorial daerah ini," katanya.  (*)

Editor: Roelan