Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Oknum TNI AL Diduga Bekingi Aktivitas Penyelaman

Aksi Pencurian Harta Karun di Karang Haliputan Bintan Kembali Marak
Oleh : Charles Sitompul
Minggu | 31-08-2014 | 16:35 WIB
Pencuri Harta Karun BMKT di Laut Bintan.JPG Honda-Batam
Para penyelam harta karun di perairan Karang Haliputan, Bintan, yang tertangkap kamera pewarta, sabtu (30/8/2014). (Foto: Charles Sitompul/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Aksi pencurian barang antik berupa keramik, guci dan barang berharga lainya yang merupakan barang muatan kapal tenggelam (BMKT) di perairan Karang Haliputan, Bintan Timur, Kabupaten Bintan, disinyalir kembali marak. Pada Sabtu (30/8/2014), sejumlah penyelam terlihat melakukan aktivitas perburuan harta karun di perairan tersebut.

Pantauan BATAMTODAY.COM di lokasi, tampak sejumlah perahu dan penyelam tradisional bersama sejumlah alat selamnya di lokasi yang diduga lokasi BKMT tersebut. Hanya dengan menggunakan perahu, pompong dengan mesin tempel merek Yamaha, dan dilengkapi dengan sebuah mesin kompresor dan selang di atas pompong, sebanyak delapan orang penyelam terlihat sibuk naik turun ke dalam laut.

Tampak mereka berhasil mengangkat puluhan keramik dan guci dari kapal yang tenggelam milik armada kerajaan Tiongkok tempo dulu, dengan cara mengikatkannya dengan tali yang sebelumnya telah tergantung pada sebuah jerigen di permukaan laut.

Menurut penuturan sejumlah nelayan di Numbing, aksi pencurian dan pengangkatan BMKT di perairan Karang Haliputan ini hampir setiap hari terjadi, baik siang maupun malam. Mereka juga menyebut, kapal patroli TNI AL juga rajin wira-wiri di lokasi seolah-olah mengamankan aktivitas pencarian harta karun itu agar tak diganggu nelayan lokal.

"Selain siang, penyelaman juga dilakukan pada malam hari dengan menggunakan senter kedap air," ujar Faisal, salah seorang nelayan Numbing kepada wartawan, Sabtu siang.

Sebelumnya, kata dia, pihak TNI-AL juga dikatakan telah mengamankan sebuah kapal perahu seorang nelayan yang mendekat dan melakukan pemantauan di lokasi titik koordinat BMKT. Berdasarkan informasi yang dia terima, nelayan tersebut masih ditahan dan diamankan di Mako Lantamal IV Tanjungpinang.

"Saat itu kami hanya mendekat dan melakukan pemantauan dengan menggunakan pompong. Tapi oleh Angkatan Laut kami justru dituduh akan mencuri sementara di kapal kami tidak ada bawa kompresor, selang ataupun alat tangkap nelayan lainya," ujar salah seorang ABK kapal ini.

"Tetapi oleh TNI AL kapal kami diamankan dan sampai saat ini masih ditahan. Hal ini sebenarnya  merupakan modus aparat agar memberikan peluang pada pencuri melakukan penyelaman dan pencurian harta karun di situ," tuding nelayan lainnya yang turut mengantarkan wartawan di lokasi.

Para Penyelam Kocar-Kacir
Sementara itu, delapan penyelam di lokasi pencurian kaget ketika melihat speedboat yang ditumpangi pewarta mendekati lokasi tersebut. Delapan penyelam menyudahi kegiatannya dan dengan lima kapal kayu dan speedboat kecil berusaha kabur meninggalkan lokasi.

"Mereka mungkin mengira kita aparat, makanya mereka lari," ujar Saiful, salah seorang ABK kapal yang ikut dengan rombongan pewarta.

Sementara sejumlah tali dan jerigen yang diduga penampung barang antik BMKT diikatkan, terlihat mengapung di permukaan laut. Ada sekitar puluhan jerigen yang terapung di situ.

Saat didekati pewarta dan ditanyakan apa yang sedang dikerjakan dan siapa yang menyuruh mereka melakukan penyelaman, kedepalan penyelam dan ABK-nya tidak menjawab selain sibuk merapikan tali dan selang alat selamnya. (*)

Editor: Roelan