Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pria Ini Mengaku Dipukuli Belasan Bintara Brimob
Oleh : Romi Chandra
Minggu | 31-08-2014 | 16:12 WIB
pria_dihajar_brimbob.jpg Honda-Batam
Tampak wajah Jenton Sianipar yang lebam dan memar serta luka jahit di keningnya. (Foto: Romi Chandra/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Tanpa alasan yang jelas, Jenton Sianipar (17), menjadi bulan-bulanan belasan orang berambut cepak di depan rumah indekosnya, kawasan Komplek Nagoya Newton, Sabtu (30/8/2014) sore, sekitar pukul 16.00 WIB. Ia diduga dihajar oleh oknum anggota Brimob yang masih berpangkat bintara.

Ditemui di depan rumah indekosnya, wajah Jenton tampak memar dan lebam pada mata kanannya. Selain itu, pada keningnya juga ada luka robek dan mendapat tiga jahitan yang sudah diperban.

Tidak hanya itu, ia juga mengaku sekujur tubuhnya sakit karena dipukuli menggunakan kayu dan tangan kosong.

Jenton menuturkan, kejadian berawal saat ia duduk-duduk di depan rumah indekos berlantai dua itu bersama satu seorang temannya, sekitar pukul 16.00 WIB. Kemudian ia melihat ada wanita di seberang jalan dari tempanya duduk. Matanya lagsung melirik wanita tersebut.

"Ada cewek di seberang jalan. Saya memeperhatikan cewek itu. Tapi ternyata di sana juga ada dua orang pria yang duduk. Saya tidak melihat mereka, tapi cewek itu," kata Jenton, Sabtu malam.

Kemudian, salah atu dari pria tersebut mendatangi Jenton karena merasa diperhatikan. Pria tersebut langsung menanyai Jenton karena merasa kurang senang terhadap tingkah Jenton.

"Kenapa lihat-lihat saya? Ada yang kurang senang? Itu kata pria tersebut, saya jawab tidak, Bang. Saya bukan melihat Abang, tapi cewek itu," kata Jenton menceritakan kejadian.

Mendengar jawaban Jenton, pria tersebut justru malah semakin naik pitam dan mengancam akan memecahkan kepalanya. "Pria itu makin marah. Dia suruh saya tunggu di situ. Katanya, tunggu kau di sini, kupecah-pecahkan kepala kau. Setelah itu dia pergi," kata Jenton menirukan ucapan pria yang mengancamnya.

Karena ia merasa tidak bersalah, Jenton tetap menunggu di lokasi tersebut. Tidak lama kemudian, datang sekitar lima orang dan menghampiri Jenton dan langsung memukulinya. "Setelah pria itu pergi, kemudian datang sekitar lima orang dan menanyakan kenapa memukili temannya. Ya saya jawab tidak ada memukuli temannya. Tapi mereka langsung memukul saya," tambahnya.

Jenton sempat berusaha menghindar dan lari masuk ke dalam rumah indekosnya. Namun para pria berambut cepak tersebut mengejar dan kembali menghakiminya.

Dia juga diseret keluar dari rumah indekosnya hingga ke jalan. "Di jalan juga ada yang menunggu. Kalau dihitung, mereka sekitar 15 oranglah. Di jalan raya juga dipukuli lagi. Kemudian saya dimasukkan ke dalam mobil dan dibawa ke Mapolsek Batuampar," jelasnya lagi.

Di dalam mobil menuju ke Mapolsek Batuampar, Jemton mengaku tetap dipukuli. Bahkan sampai di Mapolsek ia masih dihakimi.

"Pas sampai di polsek saya baru tahu kalau mereka itu anggota Brimob Polda Kepri. Soalnya ada salah satu petugas polisi di polsek yang bilang, kalau saya salah karena melawan bintara. Tapi karena kejadian di kawasan Lubukbaja, polisi di sana menolak menerima saya. Kemudian saya dibawa lagi ke Mapolsek Lubukbaja," lanjutnya.

Baru sampai di Mapolsek Lubukbaja ia menelepon abangnya. "Setelah abang saya datang, saya tidak tahu apa yang dibicarakan. Kemudian saya dibawa lagi sama para brimob ini berobat ke Rumah Sakit Elizabeth. Setelah itu, saya diantar lagi pulang ke tempat kos saya," terangnya.

Selama dalam perjalanan menuju rumah indekosnya, orang-orang yang memukulinya minta maaf secara pribadi. "Saya tidak dipukuli lagi. Mereka minta maaf dan menanyakan masalah ini apa akan dilanjutkan ke ranah hukum atau bagaimana. Ya saya belum bisa jawab, karena badan saya masih sakit-sakit," ucapnya.

Sementara itu, menurut keterangan Rafles Manahan (22), teman korban yang berada di lokasi, kalau temannya dipukuli tanpa sebab. "Yang saya lihat, awalnya ada lima orang yang memukuli. Kemudian pas Jenton masuk ruangan ada dua orang yang mengejar dan kembali memukuli. Lalu ada satu orang lagi yang membawa balok dan memukulinya, tapi ditangkis. Kemudian Jenton diseret ke jalan. Nah, di jalan itu banyak yang memukuli. Baru setelah itu dimasukkan ke dalam mobil. Karena takut, saya menjauh," jelas Rafles.

Hanya saja, saat pewarta tengah mewawancari korban, ada beberapa orang yang mendatang lokasi dan membawa pergi Jenton menggunakan mobil. Namun para pewarta belum mendapatkan keterangan pasti terkait siapa yang membawa pergi pria itu. (*)

Editor: Roelan