Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Limbah PT DKA Ancam Tenggelamkan Kampung Senggarang Besar
Oleh : Charles
Jum'at | 03-06-2011 | 18:46 WIB
Tambang_Bouksid_PT.DKA_Nyaris_Tenggelamkan_Kampung_Senggarang_Besar,_Setelah_Sebelumnya_Kolam_Tailing_Pembuangan_Limbah_Perusahaan_ini_sempat_Bocor_menggenangi_Kampung_warga.JPG Honda-Batam

Tambang bauksit PT DKA nyaris tenggelamkan Kampung Senggarang Besar, setelah sebelumnya kolam tailing pembuangan limbah perusahaan ini sempat bocor menggenangi kampung warga.

Tanjungpinang, batamtoday - Limbah pencucian bauksit yang berasal dari PT Dua Karya Abadi (DKA) di RT 02/RW 05 Kelurahaan Senggarang, keberadaannya sangat mengkhawatirkan dan dapat menenggelamkan kampung itu. Hal itu terlihat dari dekatnya kolam tailing pembuangan limbah pencucian bauksit PT DKA yang hanya berjarak 1 kilometer dari lokasi kampung.

Salah seorang warga Kampung einggarang Besar, Ainur Arifin kepada wartawan pada Jumat, 3 Juni 2011 mengatakan, ancaman itu bukan tidak mungkin terjadi, melihat letak dan dekatnya lokasi kolam tailling pembuangan limbah sisa pencucian bauksit milik perusahaan itu serta letaknya yang berada di atas kampung.        

"Kemarin tailing pencucian limbah bauksit PT itu, sempat juga bocor hingga menggenangi dan meluap ke seluruh jalan kampung," kata Ainur.

Namun Ainur juga menyebutkan pihak perusahaan langsung melakukan penimbunan lokasi yang bocor, dan sebagai imbal balik, pihak perusahaan memberikan ganti rugi pada sejumlah warga yang lahannya sempat tergenang oleh limbah pencucian bauksit itu.

Hal itu juga dibenarkan warga lainya Yusnadi yang mengatakan hingga saat ini imbas dan dampak dari pertambangan PT DKA di Kampung Senggarang Besar sangat dirasakan masyarakat, Namun kenyataannya yang memiliki lahan dan tanah adalah merupakan orang lain.

"Sejumlah lahaan dan tanah yang ditambang PT DKA ini milik orang lain, kita hanya terkena dampaknya, karena 62 KK warga di sini tidak ada yang memiliki lahan," ujarnya.

Yusnadi juga mengatakan kalau mata pencaharian 62 warga yang memiliki rumah di Senggarang Besar pada umumnya adalah nelayan, dan operasional pertambangan PT DKA di daerah tersebut sangat berdampak pada kehidupan nelayan.     

Sementara itu, manajer PT DKA, Aseng yang dikonfirmasi wartawan terkait dengan kebocoran dan dekatnya lokasi tailing pembuangan limbah perusahaannya dengan kampung warga enggan berkomentar dan mengarahkan wartawan untuk menemui salah seorang humas perusahaan itu..   

Secara terpisah, Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Kehutanan dan Energi (KP2KE) Kota Tanjungpinang Irianto, belum dapat memberikan keterangan terkait dengan operasional, pemberiaan izin, dan dekatnya lokasi tailing pembuangan limbah perusahaan itu dengan permukiman warga.