Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Keluarga Meminta Kematian Maskurun Diusut Cermat
Oleh : Riky Rinovsky/TN
Kamis | 26-05-2011 | 14:34 WIB
alai.jpg Honda-Batam

A Lai, suami almarhumah Maskurun Khofifah saat menuju TPU Taman Bahagia mengantar almarhumah istrinya ke tempat peristirahatanya terakhir di TPU Taman Bahagia, Ranai, Natuna, Kamis 26 mei 2011. Cukup terlihat jelas pada leher A Lai bagian kiri terdapat luka seperti bekas cakaran. (Foto: Riky).

Natuna, batamtoday - Darah masih terlihat mengucur dari mulut dan hidung almarhumah Maskurun Khofifah (56), baik ketika masih disemayamkan di rumah duka, Wisma Mira, maupun ketika sudah sampai di rumah peristirahatan terakhirnya di TPU Taman Bahagia, Jalan Air Loka, Ranai, Kabupaten Natuna pada Kamis, 26 Mei 2011.

Tiga anggota keluarga almarhumah, yang datang dari Blitar, Jawa Timur, tiba di Natuna pada pukul 11.30 WIB, menyatakan tidak terima kematian almarhumah yang dinilai mereka ganjil.

"Saya minta kematian anak saya diusut, saya minta polisi mengungkap kasus ini secara cermat," kata Sriyani (56), ibu almarhumah. Sriyani yang didampingi adik korban, A Rohim (20), dan paman korban, Khoirun (49), menyatakan ketidakyakinan mereka kalau almarhumah meninggal karena bunuh diri.

"Ini bukan bunuh diri tetapi dibunuh," ungkap Khoirun di rumah duka sesaat akan menuju pemakaman Taman Indah.

Maskurun Khofifah (36) ditemukan tewas tergantung di lantai dua rumahnya di Wisam Mira, Selasa jelang tengah malam, 24 Mei 2011. Namun pada tubuh korban ditemukan luka lebam membiru tanda kekerasan, sehingga korban dicurigai dibunuh sebelum digantung. Selain itu, saat diturunkan, lidah korban tidak terjulur dan tidak ditemukan tinja pada diri korban sebagaimanan lazimnya ada pada setiap korban bunuh diri.

Paman korban lainnya, Sugiat (44), yang tinggal serumah dengan korban, adalah orang yang pertama kali mendapat kabar tentang matinya korban tergantung di kamarnya. Dan yang menyampaikan kabar tersebut adalah A Lai sendiri, suami korban. A Lai memintanya membantu menurunkan mayat korban.

Sugiat sendiri mencurigai kalau korban bukan mati bunuh diri, tetapi dibunuih. Karena saat dia menurunkan tubuh korban dia dapati simpul tali yang mengikat leher korban longgar. Menurutnya, mustahil korban meninggal dengan ikatan longgar seperti itu.

Sementara saat diperiksa di Kantor Polres Natuna, Sugiat mengaku melihat ada bekas cakaran tangan di leher dan tangan A Lai. Cakaran siapa itu? Apakah cakaran almarhum keponakannya?