Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Cerita Duka dari Anak-Anak Maskurun Khofifah

Om, Koq Mama Dimandiin, Koq Ditanya Gak Jawab
Oleh : Riky/TN
Kamis | 26-05-2011 | 08:20 WIB
maskurun_korban.JPG Honda-Batam

Jenazah korban Maskurun Khofifah sebelum dimandikan di rumah duka di wisma Mira, Jalan Datuk Kaya, Natuna, Rabu 25 Mei 2011. (Foto: Riky).

Natuna, batamtoday - Suasana haru sangat terasa di wisma Mira dimana jenasah Maskurun Khofifah (36) sedang dimandikan. Maskurun ditemukan tewas di rumahnya, di Wisma Mira, Selasa malam, 24 Mei 2011 sekitar pukul 23.00.

Suami Korban, A Lay (56), adalah orang yang pertama kali memberitahukan kepada Sugiat (44) paman korban, bahwa korban mati gantung diri di kamar lantai dua, lalu memintanya membantu menurunkan mayat korban.

Maskurun meninggalkan tiga orang anak, Ana (9) dan saat ini duduk di kelas 2 SD, Awang (5) dan A Liang (1), yang masih menyusu.

Ana, terlihat terduduk terdiam di tengah-tengah keramaian orang, air matanya turun di kedua pipinya, matanya bengkak karena begitu banyak menunpahkan airmata, tetapi kemarahan yang tergambar pada wajahnya. Rasa duka, entah kemana dia buang.

Terbetik kabar, Ana adalah satu-satunya orang yang mengetahui dan melihat sendiri peristiwa pertengakaran antara Ayah dan Ibunya pada malam kejadian itu.

"Dia tahu apa terjadi semalam pada ayah dan ibunya," bisik seorang Ibu kepada batamtoday. Jadi saya sulit membayangkan, kata ibu itu lagi, bagaimanalah perasaan anak itu saat ini. Sedih tapi marah, dan juga bingung. Bingung,  dia dan adik-adiknya mau ikut siapa?

"Sekejap saja kebahagiaan terenggut dari diri anak itu," kata ibu satu lagi yang memakai kerudung warna hitam.

Sementara anak kedua korban Awang, menggoyang tangan batamtoday meminta perhatian, dia bertanya mengapa mamanya dimandikan dan mamanya diam saja tidak menyahut ketika ditanya, Anak sekecil itu tentu belum mengerti apa-apa soal kematian.

"Om, om, koq mama dimandiin...koq mama ditanya gak jawab..." tanya Awang, dan batamtoday melihat pipi anak itu banjir airmata, namun batamtoday tidak tahu air mata apa itu, apakah airmata kecewa karena mamanya tidak memperhatikan dirinya lagi, ataukah air mata kecemasan dari pengetahuan tersembunyi pada seorang anak manusia tentang kematian.

"Om, bangunin mama om... jangan tidur terus, bilang.....Awang belum makan, gak mau makan, mau disuapin mama...." katanya setngah berterika kepada batamtoday. Sebagai wartawan, batamtoday mencoba bertahan menahan airmata, tetapi sebagai manusia yang punya perasaan...airmata batamtoday tidak terasa jatuh juga menitik.

Untung salah seorang ibu teman berbincang batamtoday segera mengambil anak itu, menggendong dan membawanya menjauh.

Sementara A Liang (1), bayi itu tidak lepas dari gendongan tantenya, Siti Batitah (30). A Liang tertidur pulas setelah diberi susu di pangkuan tantenya.
Berbahagialah para bayi...