Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jenazah Maskurun Dimandikan, Tubuhnya Penuh Lebam
Oleh : Riky/TN
Rabu | 25-05-2011 | 13:17 WIB
maskurun.JPG Honda-Batam

Mayat Maskurun Khofifah (36) yang ditemukan tewas tergantung di rumahnya di Wisma Mira, Natuna, saat diturunkan dan akan dibawa ke RSUD Natuna untuk Visum, Selasa malam, 24 Mei 2011. (Foto: Riky)

Natuna, batamtoday - Jenazah Maskurun Khofifah (36) dimandikan di rumahnya di Wisma Mira, Jalan Datuk Kayah, Rabu siang ini, 25 Mei 2011. Para tetangga berdatangan, dan tersiar kabar, tubuh Maskurun penuh luka lebam biru, dia ditemukan tewas dalam keadaan tergantung di lantai dua rumahnya, semalam, sekitar pukul 23. WIB.

Seperti diberitakan sebelumnya, korban pertama kali ditemukan oleh suaminya sendiri A Lay (56) seorang warganegara Singapura. Mayat korban diturunkan A Lay bersama dengan paman korban Sugiat (44), baru sesudah itu melaporkan kejadian ke Polres Natuna.

Ketika polisi melakukan pemeriksaan di Tempat Kejadian Perkara (TKP), pada tubuh korban ditemukan luka memar membiru pada bagian dada dan juga lenganya, lidah korban tidak terjulur dan juga tidak ditemukan tinja pada korban, sebagaimana lazimnya terjadi pada setiap korban gantung diri. Sehingga timbul dugaan kalau korban sudah meninggal sebelum ditemukan tergantung, dan diduga korban mengalami kekerasan.

"Tubuh ibu Maskurun ada luka lebam membiru," kata warga yang mengaku ikut dalam pemandian jenasah.

Bisik-bisk para tetangga yang datang elayat ke rumah korban menyebutkan, pada sore kemarin, pasangan suami istri itu terlihat masih berjalan di depan wismanya. Sang suami, A Lay, yang juga pengusaha penginapan dan rumah makan itu, terlihat ngobrol dengan korban seperti biasa.

"Tetapi malamnya, kami mendengar` Ibu Maskurun meninggal karena bunuh diri, kami kaget sekali," kata Ida tetangga korban. Wisam Mira milik korbn memang letaknya berdekatan dengan pemukiman warga.

Keterangan dihimpun batamtoday menyebutkan, malam itu terjadi pertengkaran sengit antara korban dengan suaminya, dan pertengkaran itu diketahui oleh anak pasangan itu, Ana, yag masih duduk kelas dua SD. Dugaan korban mengalami kekerasan sebelum meninggal semakin kuat di kalangan warga sekitar rumah korba.

Kepala RSUD Natuna, Sunarto, menolak memberikan ketrangan tentang hasil visum yang dilakukan pihaknya, dan meminta wartawan untuk menayakan hal tersebut kepada pihak Polres Natuna.

"Tanyakan sama polres saja, detailnya sama mereka," kata Sunarto, dan kembali angkat tangan tanda menolak saat didesak untuk sedikit memberi penjelasan soal sebab kematian Maskurun, ibu beranak tiga itu (sebelumnya disebut beranak dua).

Sampai sejauh ini pihak Reskrim Polresta natuna masih enggan berbicara, dan menyatakan masih mendalami kasus ini.