Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nasib Kampung Tua di Batam Semakin Tak Jelas
Oleh : Ali / Dodo
Jum'at | 20-05-2011 | 19:42 WIB
Kampung-Tua.gif Honda-Batam

Kampung Tua - Nasib kampung tua di Batam semakin tak jelas setelah beberapa tugu yang direncanakan urung dibangun dengan beragam alasan. Salah satu tugu kampung tua Belian yang belum selesai dibangun. (Foto : Ali)

Batam, batamtoday -  Nasib kampung tua di Kota Batam semakin tak jelas dan mengawatirkan, pasalnya dari 35 tugu untuk masing-masing kampung tua yang telah dialokasikan pembuatannya, diantaranya dua tugu tidak dapat dibangun dan satu tugu tenggelam akibat banjir. Sehingga dari 55 titik kampung tua berdasarkan SK Walikota Batam hanya 32 titik kampung tua yang dapat direalisasikan pembangunan tugunya.

"Tugu kampung tua yang berada Dam Tembesi tidak dapat dibangun akibat lahan yang dialokasikan untuk pembangunannya telah tenggelam, sedangkan untuk tugu di Melcem dan Tanjung Kasam lahannaya telah dialokasikan oleh BP Kawasan untuk pembangunan lain," kata Gintoyono, Kepala Dinas (Kadis) Tata Kota Batam kepada batamtoday, 20 Mei 2011.

Gintoyono menjelaskan 32 tugu kampung tua yang dibangun menggunakan anggaran APBD tahun 2011 sebesar Rp4,2 miliar ini hanya 18 tugu yang telah diselesaikan pekerjaannya oleh kontraktor yang ditunjuk sesuai dengan masa pengerjaanya. Diantaranya tugu-tugu kampung tua yang telah diselesaikan yakni Telaga Punggur, Kampung Melayu, Batu Besar, Kampung Jabi, Teluk Mata Ikan, Tembesi, Tanjung Riau, Tanjung Gundap, Duriangkang, Bengkong Sadai, Bengkong Laut dan Tanjung Buntung, Kampung Bagan, Teluk Legung, Teluk Nipah, Cunting dan Teluk Mata Air.

"Sebanyak 14 tugu kampung tua tidak siap karena  masa pekerjaanya telah habis, sehingga kami terpaksa memblack list 14 perusahaan selama 2 tahun melalui Bappeda Kota Batam karena mereka wan prestasi," terang Gintoyono.

Sehingga dari jumlah anggaran sebesar Rp 4,2 miliar dari APBD 2010 untuk 32 titik tugu kampung tua saat jumlah tersebut belum riil, mengingat 14 tugu tidak dapat selesai dan anggaran dari 14 tugu tersebut telah dikembalikan ke negara.

"Dari 14 perusahaan yang kami black list, telah kami melakukan penyitaan Jaminan Pelaksanaan dan Jaminan Keterlambatannya. Sehingga untuk membangun tugu itu semua kami masih menunggu hasil dari APBDP mendatang," kata Gintoyono.

Ditemui terpisah, Salim, Kabag Humas Pemko Batam mengatakan tujuan pembangunan tugu kampung tua adalah untuk memperjelas titik-titik kampung tua itu sendiri yang telah ditetapkan oleh instansi terkait seperti Pemko Batam, Otorita Batam (kini BP Batam) dan Rumpun Khazanah Warisan Batam (RKWB) serta tokoh masyarakat kampung tua.

Sehingga dalam pelaksanaanya, terang Salim, tugu-tugu kampung tua dibangun dengan  enam tipe, diantaranya yakni tipe adat Melayu, cangkul, tugu biasa, kapal layar, tipe sampan, dan tipe rumah adat Melayu.

"Pembangunan tugu-tungu ini dimaksudkan untuk menandakan bahwa daerah itu adalah kampung tua yang ada di Batam ini," ujar Salim.

Sehingga, kata Salim, untuk tiga tugu di kampung di Melcem dan Tanjung Kasam, pihaknya akan kembali membahas masalah tersebut ke instansi terkait, sehingga kedepannya agar tidak terjadi lagi hal yang tidak diinginkan.

"Tugu Dam Tembesi tenggelam akibat faktor alam, sehingga kita tidak dapat mengelak hal-hal demikian, yang pasti akan kita carikan solusi terbaiknya untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas bahwasanya Duriangkang juga merupakan salah satu kampung tuah dari 58 titik yang ada di Batam ini" ujar Salim.