Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Akibat Aksi Tipu Mantan Murid

Puluhan Guru Asal Padang Terlantar di Bandara Hang Nadim
Oleh : Ali / Dodo
Kamis | 19-05-2011 | 13:00 WIB
Terlantar.jpg Honda-Batam

Terlantar - Puluhan guru SMP asal Sumatra Barat terlantar di Bandara Hang Nadim, Batam usai studi banding ke Malaysia akibat ulah travel agen yang tidak bertanggung, Rabu, 18 Mei 2011 malam. (Foto : Istimewa)

Batam, batamtoday - Usai studi banding ke SMK Kebangsaan Mount Austin di Johor Bahru, Malaysia, puluhan guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Enam Lingkung, Padang Pariaman, Sumatra Barat ditelantarkan oleh travel Ca Tour Kota Padang sebanyak dua kali yakni di Singapura saat akan kembali ke Padang melalui Batam, pada Selasa 17 Mei 2011, dan di Bandara Hang Nadim Batam, Rabu 18 Mei 2011.

Informasi yang di peroleh di lapangan, awalnya ke-24 guru yang baru pulang melakukan studi banding ini, berangkat dari Padang langsung menuju ke Johor Bahru pada Sabtu 15 Mei 2011 lalu,  kemudian melanjutkan perjalanan Thailand, dan kembali lagi ke Malaysia. Namun sempat menaruh curiga kepada Doni, pemilik travel tersebut yang tak lain merupkan mantan muridnya sendiri.

"Ketika masih berada di Malaysia, kami sudah menaruh curiga atas ketidakberesan kepada travel ini, karena beberapa kali kami dimintai uang yang katanya untuk tiket kembali sampai Padang, padahak kami sudah membayarnya, namun karena masih di negeri orang kami pun tidak mau ribut," ujar Zulbaidah Razak salah satu guru senior yang turut dalam tur tersebut kepada wartawan.

Doni, yang melihat mantan gurunya itu marah-marah akibat ditelantarkan oleh dirinya, langsung kabur menggunakan taksi, akan tetapi aksinya itu langsung dicegah oleh petugas Bandara Hang Nadim yang mendengarkan teriakan para yang mayoritas kalangan perempuan ini.

Zulbaidah mengatakn saat ditelantarkan di Singapura, pada Selasa lalu,  rombongan guru ini terpaksa berurusan dengan pihak travel dari Malaysia yang tetap menuntut rombongan ini untuk membayar biaya travel ke Thailand hingga mengantar mereka ke Singapura.

"Di Singapura, Doni sempat pisah sama kami, katanya dia mau beli tiket dulu untuk kami, tapi setelah dihubungi ke ponselnya, tidak juga ada tanggapan, setelah kami cek terminal ferry, ternyata Doni sudah berangkat terlebih dulu ke Batam," ujarnya.

Menurut orang travel, kata Zulbaidah  sewa mobil dan pendampingan belum dibayar oleh Doni. Sehingga lanjutnya pihak travel dari Malaysia tetap menuntut rombongan ini untuk membayar biaya travel ke Thailand sampai mengantar mereka ke Singapura.

"Kami tidak begitu aja mau membayar, karena kami sudah membayar sama Doni sejak berada di Malaysia," kataya.

Karena tidak diizinkan untuk pulang oleh pihak travel tersebut, beberapa guru wanita tidak tahan menerima perlakukan yang dilakukan mantan muritnya itu menangis. Sehingga pihak travel mengizinkan kami untuk menuju Batam menemui Doni. Dalam perjalanan ke Batam, Doni sempat menghubungi guru-guru tersebut dan mengaku akan menunggu di Batam Centre.

"Sampai di Batam, Kami diinapkan sama Doni di hotel Seruni, katanya saat itu penerbangan ke Padang sudah habis, jadi kami mau tidak mau mengikuti sarannya untuk menginap satu malam di Batam," terangnya.

Namun pada Rabu sore saat guru-guru tersebut sudah di Bandara Hang Nadim, tiba-tiba Doni mengatakan bahwa tiket ke Padang sudah habis dan meminta agar para guru itu mengumpulkan uang untuk membeli tiket kembali.

"Mendengar hal itu, kami pun tidak langsung percaya apa yang dibilang Doni, karena sudah beberapa kali kami ditipu sama dia, dan akhrnya kami berebut membeli tiket sendiri," katanya.

Ketika para guru ini sibuk membeli tiket pulang ke Padang, Doni mencoba melarikan diri dengan menggunakan taksi. Akan tetapi taksi yang ditumpanginya itu belum keluar dari area Bandara Hang Nadim, sehingga pihak keamanan Bandara yang mendengar teriakan guru-guru ini berhasil mencegah pelarian Doni.

Sementara itu, Kapolsek Kawasan Bandara Hang Nadim Batam, AKP Edi Purnomo membenarkan kejadian tersebut, dan pihaknya masih menahan Doni.

"Ya benar, untuk sementara ini Doni kita tahan dulu sebelum diserahkan ke Polsek Sicincin Padang Pariaman. Karena pihak guru yang merasa dirugikan ini telah melaporkan terlebih dahulu kejadian ini di tempat asalnya," pungkas Edi.