Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kadar Oksitosin yang Tinggi Picu Emosi yang Berlebihan Terhadap Orang Lain
Oleh : Redaksi
Senin | 27-01-2014 | 08:03 WIB

BATAMTODAY.COM, Ottawa - Oksitosin sering disebut sebagai "hormon cinta". Hormon ini memainkan peran penting dalam ikatan sosial. 

Studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Emotion, menunjukkan jika hormon ini dapat membantu orang dengan autisma dan skizofrenia bisa berinteraksi lebih baik dengan orang lain. Namun, bagi orang dewasa yang sehat, terlalu banyak oksitosin dapat mengakibatkan emosi yang oversensitivitas dengan orang lain.

Para peneliti dari Universitas Concordia di Kanada yang dipimpin Christopher Cardoso, merekrut 82 orang dewasa sehat yang tidak memiliki tanda-tanda autisma, skizofrenia atau kondisi terkait. Setengah dari para peserta diberikan intranasal oksitosin dengan 24 IU, sedangkan sisanya diberi plasebo.

Para peserta kemudian diminta untuk melakukan tes akurasi identifikasi emosional. Mereka diminta untuk membandingkan berbagai ekspresi wajah yang menunjukkan emosi yang berbeda.

Para peneliti mengatakan mereka tidak terkejut menemukan bahwa peserta yang telah mendapatkan oksitosin melaporkan melihat intensitas yang lebih besar dari emosi di wajah, dibandingkan dengan subyek yang telah diberikan plasebo.

Menurut para peneliti, beberapa psikolog meresepkan oksitosin tanpa label untuk pasien yang menderita masalah sosial ringan, seperti kecemasan sebelum wawancara kerja.

Tapi Cardoso mengatakan, temuan mereka menunjukkan bahwa hal ini bisa menimbulkan masalah lain bagi pasien. 

"Banyak psikolog awalnya berpikir bahwa oksitosin bisa mudah memperbaiki rasa kecemasan tersebut. Studi kami membuktikan bahwa hormon itu meningkatkan keterampilan penalaran sosial, sehingga mengakibatkan oversensitivitas emosional yang dapat merugikan mereka yang tidak memiliki gangguan sosial yang serius," papar Cardoso, seperti dilansir Medical News Today.

Sebagai contoh, Cardoso mengatakan bahwa jika seorang manajer di tempat kerja mengeluh karena mereka duduk di kursi yang tidak nyaman, orang dengan peningkatan kadar oksitosin mungkin berpikir manajer bereaksi negatif terhadap apa yang mereka katakan, yang berpotensi menimbulkan masalah di tempat kerja .

"Itulah sebabnya kami memperingatkan tentang pemberian oksitosin kepada orang-orang yang tidak benar-benar membutuhkannya," pesan Cardoso. (*)

Editor: Roelan