Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Penangkapan Imigran Gelap Malah Sulitkan Malaysia
Oleh : Redaksi
Kamis | 09-01-2014 | 16:53 WIB
pati.jpg Honda-Batam
Pendatang ilegal di Malaysia yang berhasil diamankan polisi setempat.

BATAMTODAY.COM, Kuala Lumpur - Kebijakan untuk menangkap dan mendeportasi imigran gelap menyulitkan keuangan Malaysia di tengah upaya pemerintah setempat memangkas belanja dan mempersempit defisit anggaran.

Menurut taksiran yang dirilis pada awal pekan oleh kementerian dalam negeri, total biaya makan dan administratif harian untuk menghimpun sekitar 68.000 pekerja asing tak berizin di 10 rumah penampungan mencapai 2,4 juta ringgit (sekitar Rp8,8 miliar). Jika ongkos medis disertakan, ongkos harian melambung hingga 5,1 juta ringgit.

Jumlah itu menyentuh sekitar 1,0 persen dari belanja pemerintah Malaysia yang diperuntukkan untuk 2014, ujar Rajiv Biswas, Kepala Ekonom IHS Asia Pasifik.

Malaysia berupaya keras menjalankan reformasi ekonomi yang ditujukan untuk memangkas defisit anggaran yang telah menderanya sejak Krisis Keuangan Asia melanda pada akhir dekade 1990-an. Setelah berhasil mempertahankan jabatan, Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, memotong subsidi bensin, solar, dan gula serta mengurangi belanja federal lain guna memperketat keuangan pemerintah. 

Ia mengajukan sejumlah langkah untuk menurunkan belanja pemerintah seperti pengurangan tunjangan hiburan bagi para menteri federal dan birokrat senior sebesar 10 persen.

"Dengan latar belakang pengetatan fiskal dan pemangkasan belanja anggaran, ongkos untuk menindak imigran gelap (termasuk tinggi)," ujar Biswas.

Malaysia telah menahan 16.400 pekerja asing tanpa izin sejak September, ujar Saravana Kumar, Wakil Direktur Departemen Imigrasi Malaysia. Menurutnya, sebanyak 220 pemberi kerja yang telah mempekerjakan tenaga asing tanpa dokumen yang layak juga telah dibekuk.

Malaysia telah lama menjadi magnet bagi para pendatang dari Indonesia, Filipina, Myanmar, Nepal, dan Bangladesh.

Sementara banyak pendatang yang memasuki Malaysia lewat jalur laut, ada pula yang melanggar izin bepergian dengan tinggal hingga melampaui batas waktu. Mereka berharap dokumen mereka hilang dalam tumpukan ribuan arsip tenaga asing resmi yang dipekerjakan di perkebunan atau pabrik.

Aksi pemerintah baru-baru ini menargetkan para pendatang yang terdaftar tapi tidak pernah diproses dalam program yang memungkinkan deportasi sukarela atau bantuan dalam mendapatkan izin kerja sah.

Sekitar 1,3 juta dari taksiran 2 juta pekerja asing tak berizin telah mendaftarkan diri ke dalam program yang dimulai pada Oktober 2011 dan berakhir pada September 2013. Namun, penerima dokumen resmi hanya berjumlah 500.000 orang, sementara 330.000 lainnya dipulangkan.

Pihak imigrasi bermaksud menangkap dan mendeportasi sekitar 400.000 imigran gelap dan 45.000 pengusaha yang sebagian ditujukan untuk memangkas surplus tenaga kerja dan ongkos sosial yang harus ditanggung dari penampungan. (*)

Sumber: The Wall Street Journal