Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kelangkaan Solar di Batam

Nelayan Tradisional Tidak Bisa Turun ke Laut
Oleh : Hendra Zaimi
Sabtu | 07-05-2011 | 09:39 WIB
solar.htm Honda-Batam

Ilustrasi - Akibat kelangkaan solar di Batam akhir-akhir ini membuat nelayan tradisional turun ke laut mencari ikan.

Batam, batamtoday - Akibat kelangkaan solar yang terjadi di Kota Batam akhir-akhir ini berimbas terhadap aktivitas masyarakat. Tidak hanya bagi sopir-sopir truk yang mengeluh, sejumlah nelayan tradisional baik yang tinggal di pesisir Batam maupun daerah hinterland turut merasakan kelangkaan solar ini. Kelangkaan solar yang terjadi membuat para nelayan ini tidak bisa turut kelaut untuk mencari ikan.

"Sudah tiga hari ini saya tidak kelaut untuk mencari ikan karena parahu tidak ada solar," ujar Rahim, nelayan yang tinggal di Bengkong Laut, Sabtu, 7 Mei 2011.

Rahim menambahkan, dia dan beberapa nelayan yang tinggal di Bengkong Laut yang kehidupannya sangat bergantung dengan mencari ikan di laut sangat resah dengan kelangkaan solar yang terjadi di Batam saat ini. Perahu-perahu nelayan di Bengkong Laut sudh beberapa hari ini ditambat di bibir pantai karena kelangkaan solar.

"Macam mane pejabat itu kerje, solar langka di Batam tak bise di cari solusinye. Kalau macam ni terus kite nak makan ape nanti," kata Rahim dengan logat Melayu yang kental.

Berbeda dengan Rahim, Amat nelayan yang tinggal di Tanjung Buntung masih bisa turun melaut namun harus dengan mengeluarkan ongkos dua kali lebih besar. Sebab perahu yang biasa diisi dengan solar, kali ini harus menghidupkan mesin perahu dengan bahan bakar minyak tanah dicampur oli agar bisa ke laut untuk mencari ikan.

"Saya tetap melaut saat solar langka saat ini walaupun dengan engeluarkan biaya sampai dua kali lipat. Karena untuk minyak tanah sendiri perliternya mencapai Rp9 ribu hingga Rp10 ribu perliternya, itu belum termasuk beli oli lagi," ujar Amat.

Dengan cara tersebut, Amat baru bisa turun ke laut dan kalau itu tidak dilakukan dirinya pasti tidak bisa membutuhi kebutuhan keluarga semakin berat di Batam saat ini. Baik itu kebutuhan makan sehari-hari ataupun biaya sekolah anak-anaknya.