Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Waspadai Puting Beliung di Perairan Kepri
Oleh : Ali / Dodo
Senin | 02-05-2011 | 18:31 WIB

Batam, batamtoday - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hang Nadim Batam memperkirakan, angin kencang yang menyebab karamnya dua kapal kargo di pelabuhan Makobar Batu Ampar, Senin, 2 Mei 2011 dini hari tadi adalah puting beliung dan masyarakat Kepulauan Riau, terutama di dekat perairan agar mewaspadai.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Hang Nadim, Agus Lacuda yang ditemui batamtoday mengatakan, jenis ini sulit diprediksi sebelumnya, karena kejadiannya bersifat lokal.

"Angin puting beliung selalu didahului oleh tanda-tanda yang juga bersifat lokal. Namun umumnya kejadian angin puting beliung selalu di siang hari jarang terjadi di laut, karena penyebabnya adalah perbedaan terkanan angin," kata Agus.

Angin puting beliung, atau angin sekuel kata Agus, hanya berlangsung antara tiga hingga lima menit. Penyebabnya adalah terbentuknya Cumulus Nimbus (CB), di mana yang menyebabkan dua tekanan angin dari arah bawah dan atas awan sehingga terjadi angin memutar.

Tanda-tanda akan terjadi puting beliung itu antara lain, pada malam hari, suhu tinggi tidak seperti biasanya. Kemudian pada pagi harinya cuaca akan cerah, namun begitu memasuki pukul 10.00 akan terbentuk awan CB mirip bunga kol yang luasnya mencapai lima kilometer. Bila terlihat tanda-tanda seperti itu, maka bisa dipastikan akan terjadi puting beliung.

Sementara itu. terkait dengan hujan, BMKG memprediksi bahwa hujan deras yang melanda kota Batam, sejak Senin dini hari tidak akan berlangsung lama. Kalaupun terjadi hujan, maka volumenya tidak banyak atau hanya gerimis.

"Pantauan kami melalui mesin pemantau cuaca, sudah tidak ada lagi awan menggantung. Posisi awannya sudah meninggi sehingga kemungkinan untuk hujan kecil, kalaupun ada, hanya hujan gerimis," ujarnya.

Akan tetapi prediksi ini bisa berubah jika penguapan kembali tinggi dan membentuk awan CB. Hal ini memungkinkan hujan deras akan kembali terjadi.

Sementara ini, katanya, tinggi gelombang tidak menjadi ancaman untuk berlayar karena mesin pemantau tidak melihat gelombang tinggi.

"Gelombang tertinggi terjadi di perairan Natuna setinggi 1,5 meter sementara di sekitar perairan Batam antara 1 sampai 1,2 meter. Namun tetap hati-hati terhadap awan CB karena situasi awan di Batam selalu berubah-ubah," ujarnya.