Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tujuh Kali Olah TKP, Polisi Masih Selidiki Kasus Pembunuhan Sadis di Tarempa
Oleh : Nursali
Jum'at | 11-10-2013 | 12:04 WIB
edi lim.jpg Honda-Batam
Edi Lim menunjukkan foto kerabatnya yang dibunuh dalam perampokan sadis di Tarempa.

BATAMTODAY.COM, Tarempa - Perampokan dan penganiayaan yang menimpa pasangan suami istri Lie Meng alias Ameng (48) dan almarhumah Juniaty alias Nini (40) beberapa waktu lalu, masih menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban. Kasus kriminal yang sempat menghebohkan masyarakat Tarempa dan sekitarnya itu hingga kini masih terus didalami polisi.

Edi Lim, wakil keluarga korban, mengaku menyerahkan sepenuhnya pengungkapan kasus itu kepada polisi. Pihak keluarga pun meminta agar polisi mengungkap kebenarannya agar tidak berlarut-larut dan dikhawatirkan menimbulkan opini publik.

"Dalam waktu dekat kami juga berencana untuk memberikan laporan medis dari Mount Elizabeth, Singapura, kepada pihak kepolisian, yang nantinya sudah di-translate dan keabsahannya dapat dipertanggungjawabkan," kata Edi kepada wartawan, Kamis (10/10/2013).

"Kita tidak ingin mendiskriminasi. Kami berpedoman kepada BAP yang telah diberikan. Kita serahkan semua kepada pihak kepolisian. Ini memang bukan tergolong kasus yang kecil. Oleh karena itu, kami dari pihak keluarga besar berharap agar kasus ini dapat diusut tuntas," imbuh Edi.

Selain itu, pihak keluarga juga akan mencari data-data yang akurat agar tidak menjadi simpang siur, sehingga kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan berdasarkan bukti dan fakta yang ada. 

"Kami pun tidak yakin kalau Ameng adalah pelakunya. Kita berbicara berdasarkan fakta serta bukti yang ada. Mengenai kronologis kejadian, pihak keluarga sedikit banyak ada yang menanyakan," jelasnya.

Menurut dia, Ameng di mata keluarga merupakan sosok yang santun, terlebih kepada pihak mertua yang dinilai cukup baik. Sementara, Ameng yang merupakan saksi kunci dalam mengungkap kasus ini masih mengalami trauma.

"Pak Ameng masih berada di Tarempa. Saya mewakili dari pihak wanita pun menilai hubungan Pak Ameng dengan keluarga kami cukup baik, terlebih kepada pihak mertua. Kita paksakan pulang ke Tarempa dari hari Minggu kemarin dari Tanjungpinang menggunakan kapal laut ke Tarempa. Sebelumnya, memang dokter di Singapura tidak bertanggung jawab kalau sampai dia mengalami muntah. Karena kondisi Pak Ameng yang mengalami gegar otak," ungkapnya kembali. 

Tidak hanya Ameng, kondisi trauma masih dialami oleh anak kedua pasangan suami istri yang kini berada bersekolah di Batam.    
 
Menurutnya, sekitar satu dua bulan lalu mereka sekeluarga tengah berada di Tarempa sewaktu liburan sekolah beberapa waktu lalu. 

Di tempat terpisah, Kapolsek Siantan AKP, Dedy Suryaman, mengatakan, hingga kini pihaknya masih terus melakukan penyelidikan untuk mengusut tuntas kasus tindak kriminal itu. Gelar perkara akan dilakukan setelah kedatangan Kapolres Natuna.

"Kami standby saja. Saat ini masih dalam lidik, kata Pak Kapolres," ungkapnya. 

Menurut Dedy, polisi telah beberapa kali melakukan olah TKP. "Olah TKP sudah 6 atau 7 kali, pada prinsipnya kami masih terus melakukan penyelidikan guna mengungkap kasus ini," katanya. (*)

Editor: Dodo