Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Demi Hak Asasi Sejarah, Pemerintah Chili Gali Makam Mantan Presidenya
Oleh : Nurfahmi
Sabtu | 16-04-2011 | 12:14 WIB
salvador_Allende_pemimpin_Chile_yang_dikabarkan_bunuh_diri.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Salvador Allende pemimpin Chili yang dikabarkan bunuh diri saat kudeta militer dibawah Jenderal Pinochet berlansung. Photo by BBC

La Moneda, batamtoday - Demi mencari kebenaran jalanya sejarah, pemerintah Chili memutuskan untuk menggali makam Salvador Allende, mantan presiden yang digulingkan dalam aksi kudeta dibawah komando Jenderal Pinochet pada 1973 lalu. Penggalian tersebut dilakukan karena pihak keluarga mensinyalir ada pelanggaran hak asasi sejarah, terutama kisah tentang Salvador yang meninggal dengan jalan bunuh diri.

Seperti dilansir batamtoday dari BBC News, Sabtu, 16 April 2011, pengadilan setempat sudah memberikan ijin termasuk kepada pihak keluarga untuk melakukan penggalian itu. Bahkan dalam pekan depan, para ahli otopsi diperintahkan untuk segera melakukan penyelidikan atas sisa-sisa jasad Salvador Allende.

"Demi hak asasi sejarah, kami mendesak agar segera dilakukan penelitian dan otopsi," ujar Ms Allende yang kini duduk di parlemen Chili.

Allende berkuasa pada tahun 1970 sebagai presiden pertama Marxis Chili yang terpilih secara demokratis. Dia penganut ajaran Sosialis yang berusaha menasionalisasikan industri dan pertanian yang dikuasai asing di negerinya.

Langkah radikal ini juga yang membuat pemerintah Amerika Serikat memendam amarah. Dan mendukung Jenderal Pinochet untuk melakukan kudeta militer.

Kasus Allende adalah satu dari 726 pelanggaran hak asasi sejarah yang melibatkan banyak campur tangan asing. Awalnya dari laporan resmi dinyatakan, pemimpin merah itu ditemukan bunuh diri menggunakan senapan yang diberikan oleh temannya, yang tidak lain pemimpin Kuba Fidel Castro. Tapi beberapa pendukungnya tetap percaya dia dibunuh oleh tentara.

Sepeninggal Salvador Alende, sejarah kelam menyelimuti Chili. Setidaknya dalam kurun waktu 17 tahun kekuasaan oleh Jenderal Pinochet, di mana lebih dari 3.000 lawan politiknya dibunuh atau "dihilangkan" oleh militer dan lebih banyak lagi tahanan politik yang dipenjara dan disiksa.