Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia Masih Memikat Investor Asing
Oleh : Redaksi
Kamis | 25-07-2013 | 16:00 WIB
menkeu chatib basri.jpg Honda-Batam
Menteri Keuangan (Menkeu) M Chatib Basri.

JAKARTA, batamtoday - Menteri Keuangan (Menkeu) M Chatib Basri optimistis Indonesia masih menjadi daya tarik bagi investor asing. "Kita diuntungkan oleh dua hal, penduduk dan karena pertumbuhan ekonomi kita yang masih relatif strong," ungkap Menkeu, seperti yang dipublikasikan pada laman Kementerian Keuangan, Kamis (25/7/2013).


Menurut Menkeu, ketertarikan pemerintah dan investor negara maju untuk berinvestasi di Indonesia masih tinggi. "Dari hasil beberapa kali pertemuan investor dan Pemerintah Jepang, mereka memang masih menunjukkan minat yang tinggi kepada Indonesia. Selain itu, ada perusahaan China juga akan melanjutkan masa penjajakan pada semester II tahun ini untuk melakukan investasi di Papua. Jadi memang perhatian mereka (pemerintah dan investor asing) terhadap Indonesia itu sampai sekarang masih besar sekali," jelasnya.
 
Namun demikian, Menkeu tetap realistis menyusul perkembangan ekonomi global yang hingga kini masih melambat. Pihaknya mengungkapkan, Bank Dunia (World Bank) telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 dari 6,2 persen menjadi 5,9 perse. 

Revisi tersebut, lanjutnya, dilakukan dengan mengacu pada dampak perekonomian global yang belum sepenuhnya pulih. Menurutnya, dengan menurunnya proyeksi Penanaman Modal Asing (PMA), perlu extraeffort untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2013 yang sebesar 6,3 persen. 

Ditopang Domestik
Sementara itu, Menkeu juga memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 1 hingga 2 tahun mendatang diproyeksikan masih banyak ditopang oleh kondisi perekonomian dalam negeri. Pertumbuhan perekonomian nasional akan kembali menguat akibat memasuki tahun pemilu yang diiringi dengan laju inflasi mereda dan kian terkendali, serta konsumsi jelang akhir tahun. 

Namun, Menkeu berharap, meski memasuki tahun pemilu, investasi juga dapat terus tumbuh. “Karena jika investasinya tumbuh bisa berdampak jangka panjang pada pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.

“Itu empirical evidence-nya memang menunjukan konsumsi yang cukup tinggi. Tapi kalau ditanya, saya nggak terlalu senang dengan (pertumbuhan) seperti itu. Pertumbuhan harus didukung bukan cuma ini (pemilu) tapi investasi. Dan ini kan realitas jadi kita harus terima dulu,” tegasnya. 

Menurut Menkeu, daya beli masyarakat akan meningkat seiring promosi dalam pemilu, sedangkan risiko inflasi terutama pasca kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi, akan mereda dalam beberapa bulan mendatang.

“Oleh karena itu, saat ini Pak Gita (Menteri Perdagangan) dan Pak Suswono (Menteri Pertanian) sedang bekerja keras supaya sejumlah harga bahan makanan bisa mengalami penurunan. Karena kalau ini menurun maka daya belinya bisa naik. Dan saya masih cukup optimistis karena efek dari kenaikan harga BBM itu hanya tiga bulan. Jadi kalau Oktober atau November nanti bisa ada deflasi maka itu bisa dorong pertumbuhan (ekonomi) juga,” kata Menkeu. (*)

Editor: Dodo