Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Insiden BH Marine Dipicu Pengingkaran Kesepakatan
Oleh : Berton Siregar
Senin | 15-07-2013 | 15:22 WIB
bh_marine_tegang.jpg Honda-Batam
(Foto: Berton/batamtoday)

BATAM, batamtoday - Insiden penarikan kapal di PT BH Marine Tanjunguncang ternyata dipicu pengingkaran kesepakatan yang telah dilakukan oleh salah satu pihak dalam sebuah perundingan yang dimediasi Gugus Keamanan Laut Armada Barat TNI AL pada Selasa (9/7/2013) lalu.

Dalam rapat yang digelar tersebut, PT BH Marine dan PT Andalan Mitra Bahari menyepakati sejumlah poin diantaranya, 

1. Kapal tidak boleh bergeser ke tempat lain.
2. Untuk perawatan kapal dibebankan oleh PT BH Marine.
3. Tidak dibenarkan pengerahan massa oleh kedua belah pihak.
4. Kedua belah pihak dipersilahkan menempuh jalur hukum karena dari bukti yang ada terdapat unsur penipuan yang dilakukan oleh oknum salah satu perusahaan.
5. Kedua belah pihak jika memungkinkan dipersilahkan menempuh jalur damai di luar mediasi ini. 

Kelima poin kesepakatan itu juga dibubuhi tanda tangan kedua belah pihak dan juga pihak yang memediasi, pihak PT BH Marine sendiri ditandatangani pleh Ben Tan yang diduga owner, sedangkan PT Andalan Mitra Bahari (PT Venture) diwakili oleh Taufik Sumirat, dan dari Komandan Guskamla Armabar, Laksamana Pertama TNI Arusukmono I.S, dengan bermaterai enam ribu.

Namun baru beberapa hari berjalan, kesepakatan itu sudah dilanggar oleh pihak PT Andalan Mitra Bahari dengan membawa kabur dua kapal berharga puluhan milliar rupiah ini pada Minggu (14/7/2013) kemarin dengan pengerahan massa bersenjata tajam.

Sebelumnya suasana galangan kapal PT BH Marine di Sagulung memanas setelah sekelompok massa tak dikenal memaksa melakukan penarikan terhadap tiga unit kapal yang selesai dikerjakan di galangan tersebut, Minggu (14/7/2013).

Sejumlah anggota Polsek Sagulung yang mengamankan lokasi sempat memberikan tembakan peringatan kepada sekelompok massa itu agar menjauh. Namun yang terjadi justru merangsek mendekati PT BH Marine dan berhasil menarik TB Nusa Paninda dan tongkang Leonardo.

Menurut Suhari, pimpinan sekuriti setempat, aksi penarikan kapal tersebut merupakan yang kedelapan setelah massa tak dikenal itu tujuh kali melakukan percobaan penarikan namun gagal. Sementara dalam aksi penarikan tadi malam, massa tak dikenal gagal menarik satu tongkang milik PT AMB bernama Catherine 2 dengan nomor lambung 3112 no 3896/PP. Kapal ini sudah diikat dan diberi police line oleh polisi.

"Kami dapat informasi dari intel Kodim bahwa akan ada penyerangan dari laut. Saya langsung turun ke PT, dan tidak berselang lama terjadilah pencurian kapal tersebut, padahal anggota polisi sudah memberikan tembakan peringatan, namun mereka ngotot harus menarik kapal tersebut menarik dengan tugboat Kru Sagulung 3," katanya.

Adapun aksi penarikan yang dilakukan massa tak dikenal tersebut dituturkan Suhari bahwa pemilik kapal yakni PT AMB di Jakarta berkeinginan ketiga kapal itu diperbaiki di PT Venture. Namun karena keterbatasan alat, PT Venture kemudian menyerahkan pengerjaannya ke PT BH Marine.

"Oleh karena PT Venture diam-diam mengambil duit dari PT AMB dengan tidak melibatkan PT BH, sehingga kapal tersebut masih kami simpan," ujarnya.

Sementara total biaya pengerjaan ketiga kapal tersebut menurut Suhari mencapai puluhan miliar rupiah.

Pantauan batamtoday hingga tengah malam tadi, ratusan massa dengan senjata seperti samurai dan clurit masih bersiaga di PT BH Marine untuk mengantisipasi aksi susulan massa tak dikenal yang menarik kapal tongkang AMB Catherine 2

Sementara Wakapolres Barelang, AKBP Misbahul Munawwar yang berada di TKP tadi malam enggan memberikan keterangan.

Editor: Dodo