Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia dan Arab Saudi Perkuat Kerja Sama Kesehatan, Fokus pada SDM dan Digitalisasi
Oleh : Redaksi
Selasa | 25-02-2025 | 14:04 WIB
RI-Arab-Saudi.jpg Honda-Batam
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin bersama Menteri Kesehatan Arab Saudi, Fahad Abdulrahman AlJalajel, di Jakarta, Senin (24/2/2025). (Kemenkes)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi semakin mempererat hubungan bilateral di bidang kesehatan melalui kunjungan kerja Menteri Kesehatan Arab Saudi, Fahad Abdulrahman AlJalajel, selama dua hari di Indonesia (24-25 Februari 2025).

Dalam pertemuan ini, kedua negara menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) yang berfokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) di sektor kesehatan.

MoU tersebut mencakup kerja sama dalam pertukaran dokter antara kedua negara, peningkatan keterampilan bahasa Inggris dan Arab, persiapan ujian kompetensi keperawatan Prometric, beasiswa pendidikan keperawatan, program fellowship, serta pertukaran tenaga medis.

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menegaskan kerja sama ini akan meningkatkan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan di Indonesia. "Melalui pertukaran SDM, kami berharap dapat meningkatkan standar pendidikan dan pelayanan kesehatan, serta memperkuat kapasitas tenaga medis di Indonesia," ujar Menkes Budi, Senin (24/2/2024) di Jakarta, demikian dikutip laman Kemenkes.

Kerja sama ini juga melibatkan bantuan dari King Salman Relief dalam operasi jantung anak di Indonesia. Menurut Menkes Budi, keberadaan dokter-dokter dari King Salman Relief sangat krusial dalam menangani kasus kelainan jantung bawaan yang setiap tahun menyebabkan 6.000 kematian anak akibat kurangnya tindakan medis.

"Setiap tahun ada sekitar 12.000 kasus kelainan jantung bawaan, dan setengahnya tidak tertangani. Kami berharap lebih banyak dokter dari King Salman Relief yang bisa membantu meningkatkan jumlah operasi jantung di Indonesia," ungkapnya.

Selain itu, kerja sama ini mencakup pengembangan sistem digitalisasi sertifikat vaksinasi bagi jamaah haji dan umrah untuk mempermudah validasi vaksin meningitis dan polio. "Kita berharap ada pertukaran sistem digital untuk sertifikat vaksinasi, mengingat besarnya jumlah jamaah haji dan umrah dari Indonesia," kata Menteri Kesehatan.

Di sisi lain, Menteri Kesehatan Arab Saudi, Fahad Abdulrahman AlJalajel, menyampaikan bahwa negaranya tengah menjalani transformasi besar di sektor kesehatan sebagai bagian dari Visi 2030. Salah satu inisiatif utama adalah pengalihan rumah sakit pemerintah menjadi perusahaan milik negara guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan kesehatan.

"Arab Saudi sedang mengalami perubahan besar di sektor kesehatan, dan kami berharap dapat berbagi pengalaman dalam manajemen rumah sakit serta layanan kesehatan dengan Indonesia," ujar Fahad Abdulrahman.

Selama kunjungan ini, delegasi Arab Saudi juga menandatangani beberapa MoU dengan tiga universitas terkemuka di Indonesia yang berfokus pada pengembangan tenaga medis. Bentuk kerja sama yang akan dilakukan meliputi pelatihan tenaga kesehatan di Indonesia dan Arab Saudi guna meningkatkan keterampilan tenaga medis.

"Kerja sama ini mencakup pelatihan di kedua negara, yang diharapkan dapat menciptakan tenaga medis yang lebih berkualitas," tambahnya.

Menkes Budi menegaskan hubungan antara kedua negara tidak hanya bergantung pada kerja sama tingkat pemerintah atau bisnis, tetapi juga pada interaksi antar masyarakat, terutama di sektor kesehatan. "Hubungan yang kuat antara negara terjadi di tingkat masyarakat. Pertukaran tenaga medis dan pengalaman antar dokter dari kedua negara adalah cara terbaik untuk mempererat hubungan bilateral," katanya.

Lebih lanjut, Menkes Budi mengingatkan bahwa kerja sama ini merupakan kelanjutan dari kunjungan Raja Salman pada 2017 yang melahirkan Dewan Kerja Sama Indonesia-Arab Saudi. Dewan ini terus berperan dalam memperkuat hubungan di berbagai sektor, termasuk kesehatan.

"Dewan Kerja Sama ini memperkokoh hubungan bilateral, dan kami yakin sektor kesehatan akan terus berkembang melalui kolaborasi ini," ungkapnya.

Dengan adanya MoU ini, diharapkan kolaborasi di sektor kesehatan, termasuk pertukaran tenaga medis, digitalisasi sistem kesehatan, serta peningkatan kapasitas produksi vaksin, dapat semakin optimal. Langkah ini menjadi bagian penting dalam memperkuat ketahanan kesehatan global.

"Kami melihat orang Saudi sebagai saudara, dan kami berharap kerja sama ini terus berkembang di berbagai bidang, tidak hanya di sektor kesehatan, tetapi juga sektor lain yang membawa manfaat bagi kedua negara," tutur Menkes Budi.

Editor: Gokli