Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kementerian Kesehatan Turunkan Tim Pantau Dampak Kabut Asap
Oleh : Ali
Kamis | 20-06-2013 | 19:32 WIB
kabut_asap_batam.jpg Honda-Batam
Situasi jalanan Batam yang dipenuhi kabut asap.

BATAM, batamtoday - Kementerian Kesehatan menerjunkan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Lingkungan untuk memeriksa kadar  udara di Batam akibat asap kiriman dari Pulau Sumatera. Pasalnya, ketebalan asap beberapa hari terakhir di Batam sudah sangat memprihatinkan.

"Di Batam, kami dipecah menjadi dua tim dan kami bekerja selama tiga hari," kata Ismail, ST, Kepala Seksi Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Lingkungan, Kementerian Kesehatan kepada wartawan uasi mengecek kadar asap di Bandara Hang Nadim Batam, Kamis (20/6/2013).

Selama tiga hari di Batam, tambahnya telah memeriksa kabut asap di beberapa lokasi di Batam, diantaranya di kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit kelas I Batam, Sekupang, Bandara dan Batu Besar.

"Sedangkan tim lainnya bertugas membagikan masker sebanyak 2.000 lembar yang khusus kami datangkan dari Jakarta. Juga Dari pihak Dinas Kesehatan ikut serta membagikan masker di Simpang Jam, Simpang Kabil sejak pagi tadi," ujarnya didampingi Tarigan, Kepala Seksi PTL.

Pihaknya juga mengecek kadar polusi kabut asap namun belum bisa dipublikasikan saat ini. Selain itu, untuk mengumumkan juga bukan wewenangnya untuk menjelaskan.

"Namun, biasanya kabut asap ini berdampak pada berpengaruh pada penyakit ISPA, iritasi kulit, dan iritasi pada mata. Karena kadar C02 nya sangat kuat," terangnya.

Sementara itu, melalui data yang diperoleh pengaruh index standar pencemaran udara untuk setiap parameter pencemar, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit kelas I Batam menemukan bahwa untuk tingkat asam CO2 dari asap, yakni 0-50 untuk Carbon Monoksida (CO) tidak ada efek untuk nitrogen (NO2) sedikit berbau, Ozon (03) luka pada beberapa spesies tumbuhan akibat kombiinasi dengan S02 (selama empat jam). Sulfurdioksida (S02) luka pada beberapa spesies tumbuhan akibat kombuinasi dengan 03 (selama 4 jam), dan partikulat tidak ada efek dan masuk kategori baik.

Sedangkan rentan tingkat asam CO2 dari asap 51-100 kategori sedang, dengan kadar karbon Monoksida (C0), masuk kimia daerah tapi tidak terdeteksi, untuk Notrogen (N02) berbau, untuk Ozon (03) menyebabkan beberapa luka pada spesies tumbuhan. Sulfurdioksida-nya (S02) menyebabkan luka pada beberapa spesies tumbuhan dan partikulat dapat menyebabkan terjadinya penurunan pada jarak pandang.

Untuk kategori tingkat asam CO2 dari asap tidak sehat rentang antara 101 hingga 199, carbon monoksida-nya mengalami peningkatan pada kardiovaskular pada perokok yang sakit jantung, sedangkan kadar Nitrogen (N02) menimbulkan bau dan kehilangan warna. Peningkatan reaksifitas pada pembuluh tenggorokan pada penderita asma. Untuk 0zon (03) mengalami penurunan kemampuan pada atlet yang berlatih keras. Sedangkan Sulfurdioksida menimbulkan bau dan meningkatkan kerusakan tanaman, dan untuk partikulat menyebabkan jarak pandang menurun dan terjadi pengotoran debu dimana-mana.

Sedangkan untuk kategori rentan 200 hingga 299 sangat sangat tidak sehat, Karbon Monoksida (CO) mengalami peningkatan pada gejala kardiovaskular pada orang bukan perokok yang berpenyakit jantung, dan akan tampak beberapa kelemahan yang terlihat secara nyata. Untuk Nitrogen (N02) menyebabkan peningkatan sentfitas pasien yang berpenyakit asma dan brochitis. Kandungan Ozon (03) olahraga ringan dapat mengakibatkan pengaruh pernafasan pada pasien yang penyakit paru-paru kronis. Kandungan Sulfurdioksida (S02) menyebabkan peningkatan sensitifitas pada pasien berpenyakit asma dan bronchitis. Sedangkan kadar partikulat jarak pandang turun dan terjadi pengotoran debu dimana-mana.

Editor: Dodo