Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bermanfaat Untuk Mengontrol Kadar Gula

Bougainvillea spectabilis Untuk Diabetes Melitus
Oleh : sumantri
Minggu | 03-04-2011 | 13:35 WIB
Bougainvillea_spectabilis.jpg Honda-Batam

Bougainvillea spectabilis

Batam, batamtoday - Dari rilis yang diterima batamtoday, Minggu, 3 April 2011, Kalbefarma menyatakan, penelitian ahli medis beberapa negara berkembang menunjukkan, daun dari tumbuhan Bougainvillea spectabilis telah lama digunakan secara tradisional untuk pengobatan diabetes mellitus di Negara-negara Asia dan India bagian barat. D-pinitol (1D-3-0-methyl-chiroino-sitol), sebagai analog 3-methoxy D-chiroinositol, telah teridentifikasi sebagai komponen aktif dari tumbuhan tersebut, dan dilaporkan mampu menurunkan kadar glukosa pada tikus yang mengalami diabetes akibat pemberian alloxon.

Struktur D-chiroinositol berhubungan dengan phosphatidylino-sitol phosphates yang berpartisipasi pada jalur pembentukan insulin untuk merangsang transportasi glukosa. Penurunan ekskresi dari D- chiroinositol terlihat pada moyet dan subyek manusia yang mengalami gangguan intoleransi glukosa, insulin resisten dan DM tipe-2.

Pemberian jangka pendek D-chiroinositol (D-pinitol) mampu menurunkan kadar glukosa plasma pada tikus yang mengalami diabetes akibat pemberian streptozotocin (STZ), dan meningkatkan penggunaan glukosa pada moyet yang mengalami resistensi insulin. D-chiroinositol juga mampu memperbaiki intoleransi glukosa pada tikus yang normal, dan meningkatkan glikogenesis pada sel-sel hati. 

Beberapa tanaman yang mempunyai zat aktif D-pinositol yaitu meliputi: daun dari Bougainvillea spectabilis, Pinus halepensis Mill, Pinus lambertiana Douglas, Pinus sylvestris, batang dari tumbuhan Glycine max, Ceratonia siliqua, Genista ephedroides, termasuk juga dari kacang kedelai.


Salah satu studi klinis untuk membuktikan efek anti diabetik dari 3-O-methyl-D-chiro-inositol (D-pinitol) adalah studi yang dilakukan oleh Kang MJ dkk.,dan dipublikasikan dalam Journal of Medicine Food. D-pinitol yang digunakan adalah berasal dari pemurnian kacang kedelai yang dilakukan di Korea terhadap 15 subyek dengan diabetes tipe-2. Subyek terdiri atas 7 pria dan 8 wanita, dengan rata-rata umur adalah 60,3±3,1 tahun yang dilakukan intervensi dengan mengkonsumsi nasi yang mengandung sekitar 50 gram karbohidrat dan sebelumnya mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi pinitol kacang kedelai. Pinitol diberikan masing-masing 1.2 gram pada 0, 60, 120, dan 180 menit sebelum mengkonsumsi nasi. Kadar glukosa kapiler dimonitor 4 jam setelah mengkonsumsi nasi.

Dari studi tersebut memberikan hasil, pemberian D-pinitol 1,2 gram 60 menit sebelum mengkonsumsi nasi memberikan efek penurunan kadar glukosa darah setelah makan paling efektif, penurunan kadar gula darah setelah makan yang diukur pada menit ke 90 dan 120 setelah mengkonsumsi nasi juga bermakna. Penambahan kurva AUC glukosa plasma dari subyek yang mengkonsumsi keduanya yaitu pinitol dan nasi secara bermakna lebih rendah jika dibandingkan dengan yang hanya mengkonsumsi nasi saja, namun pinitol tidak mempunyai efek terhadap gambaran kadar insulin postprandial.

Dari data-data tersebutmenujukkanbahwa D-pinitol yang teradapat diantaranya pada kacang kedelai maupun Bougenville mungkin berguna untuk mengontrol peningkatan kadar gula darah postprandial pada psien DM tipe-2.