Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Penikaman Ketua PAC PP Lubukbaja Direncanakan
Oleh : Hendra Zaimi
Jum'at | 01-04-2011 | 12:52 WIB

Batam, batamtoday - Moody Arnold Timisela, Ketua Pemuda Pancasila (PP) Kota Batam menilai kasus penikaman terhadap Supriyatna, Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) PP Lubukbaja oleh sesama anggota organisasi kepemudaan itu sudah direncanakan oleh pelaku.

"Penikaman itu ada motif direncanakan oleh pelaku," kata Moody kepada batamtoday, Jumat, 1 April 2011.

Moody mengatakan motif perencanaan itu terlihat dari sikap Edi Suryanto alias Edi Buntung (bukan Edi Ginting, seperti dalam pemberitaan sebelumnya-red.) yang mengambil sebilah sangkur di luar gelanggang permainan Bilyar Center usai berpapasan dengan Supriyatna pada Kamis sore kemarin.

Saat ini, lanjut Moody, pihak PP Kota Batam telah mengerahkan anggotanya untuk mencari keberadaan Edi Buntung yang kabur usai menikam Supriyatna. Selain itu, kasus ini juga sudah dilaporkan ke Polsek Lubukbaja untuk dilakukan proses hukum semestinya.

Moody juga mengakui latar belakang penikaman adalah dendam pribadi Edi Buntung terhadap Supriyatna dalam konteks permasalahan internal organisasi PP.

Sementara itu, Supriyatna yang ditemui batamtoday di Paviliun Tulip nomor 202 Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK) mengatakan Edi Buntung merupakan mantan Sekretaris PP Ranting Lubukbaja yang memiliki dendam pribadi terhadap dirinya.

Supriyatna menyebutkan pada Kamis sore kemarin dirinya mendatangi gelanggang permainan Bilyar Center di kawasan Nagoya untuk memantau anak buahnya yang sedang berjaga di tempat tersebut.

"Saya berpapasan dengan Edi namun saya tak menyangka apabila kemudian dia kembali sambil membawa sangkur kemudian menikam saya," kata Supriyatna.

Tikaman pertama, lanjut Supriyatna, menghunjam ke leher bagian belakang. Seketika itu juga, dirinya refleks sambil menangkis dengan menggunakan siku. Namun serangan Edi yang membabibuta itu selain melukai leher dan sikunya juga membuat dada dan perut sebelah kana terkena sabetan samgkur.

Supriyatna sempat memberikan perlawanan dengan mengambil sebilah besi yang ada di sekitar lokasi dan membuat Edi terdesak hingga akhirnya kabur dengan menggunakan sepeda motor yang terparkir 20 meter dari lokasi perkelahian.

"Saya tidak bisa mengejar karena darah terus mengucur dan membuat badan ini lemas," kata Supriyatna.

Perkelahian yang ganas itu tak membuat seorangpun di Bilyar Center berani melerai keduanya. Supriyatna dengan tertatih akhirnya menghentikan taksi yang melintas kemudian meluncur ke RSBK untuk melakukan pengobatan.

Supriyatna menyebutkan berdasatkan keterangan dokter yang merawatnya, luka tikam yang dialaminya tidak terlalu parah namun membutuhkan perawatan dan pengobatan secara intensif.