Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Batam Penggerak Utama Industri di Kepri
Oleh : sumantri
Selasa | 29-03-2011 | 13:55 WIB
MS_Hidaya_Suryo_Bambang_Sulisto_HM_Sani_dan_Johanes_Kennedy.jpg Honda-Batam

Menteri Perindustrian MS Hidayat, Gubernur Kepri dan Ketua KADIN Indonesia saat Keterangan Pers Di Batam beberapa waktu lalu

Batam, batamtoday - Menteri Perindustrian, M.S Hidayat mengatakan, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau agar dapat memfokuskan pengembangan industri di kawasan FTZ BBK pada tiga bidang yakni penunjang minyak dan gas, industri galangan kapal dan industri elektronik beserta komponennya. Hal ini penting demi peningkatan daya saing industri nasional dalam mendukung pembangunan perekonomian Indonesia.

"Kondisi industri nasional saat ini dimana kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah menitikberatkan peluang pengembangan industri Pembangunan Industri Nasional Jangka Panjang (2025) serta membawa Indonesia pada tahun 2025 untuk menjadi negara industri tangguh dunia, sedangkan Pembangunan
Industri Nasional Jangka Pendek (2014) yang dicanangkan pemerintah adalah pemantapan daya saing basis industri manufaktur yang berkelanjutan serta terbangunnya pilar industri andalan masa depan, yang diharapkan dapat dimotori oleh Provinsi Kepri," papar MS Hidayat, saat berkunjung ke Batam beberapa waktu lalu.

Didampingi Gubernur Kepri HM Sani dan Ketua Umum KADIN Indonesia periode 2010-2015 Suryo  Bambang Sulisto, MS Hidayat menjelaskan dalam menggenjot akselarasi pembangunan nasional, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian memfokuskan tiga industri di atas menjadi prioritas untuk dikembangkan dalam lima tahun ke depan.

Pertama, menurut Menteri yaitu fokus pada sektor industri penunjang MIGAS, dimana sektor ini sekitar menyerap dana US$ 20 milyar untuk kebutuhan eksplorasi Migas dan hanya sekitar 20% yang dibelanjakan di dalam negeri, sisanya sebagian besar di Singapura.

Kedua, industri elektronika yang telah telah tumbuh dan berkembang di Pulau Batam sejak tahun 1990-an. Pada saat ini terdapat 82 perusahaan PMA dari Singapura, Malaysia, Taiwan, Jepang, USA, Eropa, dengan total investasi sebesar US$500 Juta.

Ketiga adalah Galangan kapal yang mana di kawasan BBK saat ini telah berkembang dengan baik dikarenakan letak strategis di alur pelayaran dunia serta berdekatan dengan negara tetangga seperti Singapura. Mengingat keunggulan tersebut maka BBK akan dijadikan sebagai pusat pengembangan galangan kapal berukuran besar terutama untuk mengantisipasi permintaan dalam negeri maupun
ekspor.

Untuk mendukung pengembangan industri galangan kapal di Indonesia, khususnya di Batam, maka pemerintah telah dan akan terus melakukan langkah-langkah diantaranya adalah mengembangkan kawasan khusus galangan kapal di Karimun untuk menarik investor industri galangan kapal dan komponen kapal, membangun dan mengembangkan pusat-pusat pelatihan SDM sektor industri maritim seperti pusat pengelasan bawah air dan melaksanakan pendidikan dan latihan untuk sektor industri kapal dan bangunan lepas pantai.