Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warga Cipta Regency dan Kapital Raya Tolak Pembangunan Tower Seluler
Oleh : Ali
Jum'at | 29-03-2013 | 15:24 WIB
tower.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAM, batamtoday - Warga Perumahan Cipta Regency dan Kapital Raya Khusus Blok I, Kelurahan Belian, Kecamatan Batam Kota, menolak pembangunan tower milik PT Komet Konsorsium Batam yang dibangun di lahan fasilitas umum perumahan tersebut.


Penolakan warga, dikarenakan pembangunan tower seluler yang telah disewa oleh provider XL tersebut sangat berdekatan dengan perumahan warga.

"Kami menolak karena tidak ada pemberitahuan kepada kami," ujar Joni, warga Cipta Regency kepada wartawan, Jumat (19/3/2013).

Penolakan yang dilakukan warga ditunjukkan dengan menghentikan aktivitas yang sedang berlangung oleh karyawan PT Komet Konsorsium Batam. Warga kemudian mendatangi rumah ketua RT 004 RW XXI Perumahan Cipta Regency, meminta penjelasan atas pembangunan tower tersebut.

"Meskipun kami tahu adanya pembangunan tower, tapi kami tidak diberitahu. Sementara, tower ini berada tepat di belakang rumah kami, yang mana kami tentu saja akan menerima dampak negatif dari keberadaan tower ini," kata Chandra, salah seorang warga blok I Perumahan Kapital Raya.

Dikatakan Chandra kembali, bahwa  pembangunan tower ini sudah berjalan sejak satu bulan yang lalu. Bahkan arga sempat mendatangi lokasi pembangunan tower dan para pekerja yang berjumlah sekitar sepuluh orang sempat menghentikan pembangunan. Namun kini, pembangunan tower setinggi 30 meter tersebut terus berlangsung.

"Pembangunan ini disetujui sepihak mellaui Ketua RT 004 RW XXI, Nanang Djunaedi karena adanya sejumlah uang yang mengalir kepadanya. Mengapa karena uang yang tidak seberapa, dia mengesampingkan kesehatan dan dampak negatif yang akan diterima masyarakat," terangnya.

Selain itu, kata Chandra kembali,  terjadi manipulasi data dalam hal penulisan denah atau lokasi lahan pembangunan tower guna untuk permohonan izin ke Badan Kominfo Kota Batam.

Sementarta itu, Ketua RT 004 RW XXI perumahan Cipta Regency, Nanang Djunaedi membantah tudingan warga. Menurutnya, sebelum dilakukannya pembangunan tower tersebut, telah dilaksanakan musyawarah dan koordinasi bersama masyarakat.

"Saat itu ada sekitar 30 orang warga yang datang dan semuanya setuju," katanya.

Menurut Nanang, warga tiba-tiba tidak menyetujui hal tersebut setelah adanya selebaran yang bersifat menakut-nakuti warga atau memprovokasi warga dari pihak luar.

"Yang pasti bukan dari warga Cipta Regency dan dari RT 004. Tapi saya tidak ingin sebutkan namanya," kata Nanang lagi.

Nanang menjelaskan bahwa pembangunan tower milik PT Komet Konsorsium ini menggunakan lahan seluas 112,5 meter di atas lahan fasum perumahan Cipta Regency dengan sistem sewa.

"Masa kontraknya selama 11 tahun terhitung sejak November 2012 hingga November 2023 dengan nilai sewa sebesar Rp250 juta. PT Komet Konsorsium telah membayar uang muka sebesar Rp40 juta melalui dirinya dan berjanji akan melunasi sisanya setelah pembangunan selesai dan koneksi terpasang," ujarnya.

Saat disinggung terkait radiasi yang akan ditimbulkan, Nanang menjelaskan bahwa pihak PT Komet Konsorsium telah menunjukkan sertifikat dari Universitas Gajah Mada yang menyebutkan bahwa radiasi yang ditimbulkan tidak berbahaya.

"Uang ini akan digunakan untuk pembangunan fasum Perumahan Cipta Regency seperti sarana olahraga, pos pengamanan, balai pertemuan dan taman bermain anak- anak. Dan pembangunannya akan kita laksanakan setelah pembangunan tower selesai dan uangnya sudah kita terima seluruhnya," kata dia.

Selain uang sewa, PT Komet Konsorsium juga memberikan asuransi secara umum kepada warga Perumahan Cipta Regency bila ke depan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atas pembangunan tower tersebut.

Untuk diketahui bahwa tower ini merupakan milik PT Komet Konsorsium dan akan dijadikan tower bersama. Saat ini, pihak provider XL telah menyetujui untuk bergabung menyambungkan koneksi di tower tersebut. Ke depan, direncanakan provider- provider lainnya akan bergabung di tower tersebut.

Editor: Dodo