Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kecewa Pelayanan KM Binaiya, Penumpang Turun di Tengah Laut
Oleh : emmi/dd
Senin | 28-01-2013 | 17:46 WIB
km_binaiya.jpg Honda-Batam
KM Binaiya. (Foto : sapos.co.id)

ANAMBAS, batamtoday - Ratusan penumpang kapal KM Binaiya merasa kecewa dengan pelayanan kapal tersebut. Selain tak merapat ke dermaga dan menurunkan penumpang di tengah laut, tak maksimalnya persediaan air bersih dan makanan yang dihidangkan, juga beberapa hal yang amat dikeluhkan para penumpang.

Bahkan sejumlah penumpang terpaksa harus menyewa kasur dari oknum ABK seharga Rp 5 ribu, karena kasus yang seharusnya tersedia di masing-masing seat tidak kelihatan wujudnya. Bisnis sewa kasur ini sendiri berlangsung setelah 15 minit kapal bertolak dari Pelabuhan Kijang.

"KM Binaiya parah, mulai dari fasilitas air bersihnya yang kurang memadai, kita mau mandi saja tidak bisa. Terpaksa satu hari satu malam saya tidak mandi," kata Aboy, salah satu penumpang yang turun di Tarempa, Minggu (27/1/2013) malam.

Selain itu, KM Binaiya juga dinilai tak secepat KM Bukit Raya. Kalau KM Bukit Raya hany menghabiskan waktu 16 jam dari Tanjungpinang-Tarempa, tapi jika menggunakan Binaiya bisa mencapai 24 jam rute yang sama.

"Kapalnya agak bersih tapi lambat. Biasanya dengan Bukit Raya hanya 16 jam tapi dengan Binaiya bisa 24 jam," katanya lagi.

Penumpang lainnya, Riki, juga mengaku sangat kesal karena saat tiba di Tarempa KM Binaiya tidak bersandar di Pelabuhan Tarempa.

"Saya terpaksa keluar uang lagi Rp 10 ribu untuk membayar kapal penyeberangan. Padahal jarak antara kapal lego jangkar sangat dekat, hanya beberapa ratus meter dari pelabuhan. Selain itu kita juga takut karena turun dari tangga bahkan ada penumpang lain barangnya jatuh ke laut," katanya.

Namun, soal sewa menyewa kasur di atas kapal, manajer Pelni Cabang Tanjungpinang, Wasman, membantah. Ia mengatakan, tidak ada ABK yang menjual kasur di atas kapal, karena saat penumpang naik kapal dia berada di atas kapal juga. Ia mengaku tidak melihat ada oknum yang menyewakan kasur.

"Kalau ada yang menjual kasur, itu oknum, bukan orang kapal," kata Wasman saat dihubungi batamtoday.

Untuk mengatasi masalah kekurangan air bersih dan sajian makanan yang kurang memuaskan, serta masalah lainnya, Wasman mengaku akan membicarakan dengan nahkoda kapal untuk mencari solusinya.