Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Miliki Kualitas Terbaik

Produk Holtikultura Bintan Telah Mendapat Sertifikat WHO
Oleh : chr/si
Selasa | 22-01-2013 | 21:04 WIB
hortikultura.jpg Honda-Batam

Pertanian Holtikultura

BINTAN, batamtoday - Meskipun wilayah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sebagian besar berupa perairan dan kepulauan, bukan merupakan lahan pertanian yang subur seperti di Pulau Jawa, namun hasil pertanian sayur dan buah (holtikultura)  telah memenuhi standar organisasi kesehatan dunia (WHO).



"Kualitasnya sayur mayur di Bintan ini sudah standar WHO, seperti yang diminta Singapura. Mulai tahun ini pemerintah Provinsi Kepri akan mengekspor sayur dan buah ke negara Singapura," kata Said Ja`afar, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Kepri di Bintan, Selasa (22/1/2013).

Rencana ekspor sayur mayur ke Singapura, sebenarnya sudah direncanakan tiga tahun lalu. Namun, karena hasil pertanian petani di Bintan belum memenuhi standar WHO dan masih ditanam secara terbatas, ekspor ke Singapura itu belum bisa dilakukan secara maksimal.

"Kalau sekarang kita siap ekspor ke Singapura, karena telah memenuhi standar WHO," katanya.

Adapun hasil pertanian holtikultura petani Bintan berupa delapan produk sayur  dan buah r unggulan dan telah mendapatkan sertifikat sesuai standar WHO, antara lain sawi, tomat dan terong.

"Saat ini petani di Bintan sudah mengembangkan delapan jenis sayuran dan buah yang akan diekspor ke negeri tetangga, itu termasuk berbagai syarat higienitas dan kualitas pangan," kata Said.

Pemprov Kepri bersama masyarakat dan pengusaha saat ini telah mengembangkan lahan pertanian sayuran dan buah seluas 50 hektare di Bintan guna memenuhi kebutuhan ekspor.
 
"Sebelum diekspor ke Singapura, hasil pertanian Bintan hanya dikirim ke Batam untuk memenuhi kebutuhan warga kota industri. Dan kualitas sayuran dan buah yang dikirim ke Batam itu merupakan yang terbaik, sesuai dengan permintaan pasar," katanya.

Sebenarnya sejak 2007 sampai 2009, petani Bintan mengekspor berbagai jenis sayuran dan buah ke Singapura. Bahkan puluhan ton sayur dikirim ke 12 supermarket yang berada di bawah NTUC, untuk memenuhi kebutuhan warga Negara Singa itu.

Namun, pada 2009 pemerintah Singapura membatasi impor sayuran dan buah dari Kepri dikarenakan masih dikirim secara tradisional dan belum memenuhi standar WHO. "Syarat Singapura harus dikirim melalui pelabuhan kargo," kata dia.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah telah membangun Pelabuhan Internasional Lobam, yang sekarang sudah berdiri.

"Kami harap bisa ekspor lagi. Saat ini eskpor masih dalam tahap persiapan," katanya.