Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Alasan Warga Batam Enggan Gunakan Stiker Parkir Langganan
Oleh : kli/dd
Senin | 21-01-2013 | 11:29 WIB

BATAM, batamtoday - Minimnya minat warga di Kota Batam menggunakan layanan parkir berlangganan disebabkan beberapa hal. Salah satunya, masih banyak lokasi parkir umum yang tidak dipungut retribusi.


Selain itu, pengguna stiker parkir berlangganan yang dipatok harga sebesar Rp100 ribu per tahun untuk sepeda motor dan Rp250 ribu per tahun untuk kendaraan roda empat, merasa kurang dilayani oleh juru parkir (jukir) di lokasi parkir umum yang dipungut retribusi.

Kedua alasan ini dijumpai di daerah Batuaji dan Sagulung. Bahkan, tidak menutup kemungkinan warga di tempat lainnya.

Hamizah, warga Perumnas Sagulung di SP Plaza, mengatakan, menggunakan layanan parkir berlangganan yang dibuat oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batam belum menjadi suatu keharusan. Sebab, parkir di SP Plaza sama sekali tak dipungut retribusi lantaran bebas jukir.

"Rugilah bayar Rp100 ribu per tahun. Saya saja tak pernah bayar uang parkir di lokasi ini (parkir SP Plaza)," katanya, Senin (21/1/2013) sekitar pukul 10.00 WIB.

Sementara itu, Rahman warga Perumahan Pemda II, Batuaji di  Aviari Plaza mengatakan menggunakan layanan parkir berlangganan sama saja tak ada gunanya.

Dikatakannya, masih ada beberapa jukir nakal yang ngotot meminta uang restribusi parkir meskipun sudah menggunakan stiker layanan parkir berlangganan dari Dishub Batam. Tak hanya itu, layanan yang didapat dari jukir juga kurang bagi pengguna stiker parkir berlangganan.

"Memang tak semua jukir nakal. Tapi, ketika kita pakai stiker parkir pelayanan yang didapat kurang, dibiarkan saja begitu," ujarnya.

Di lain pihak, ada juga beberapa warga yang mengaku lebih setuju menggunakan layanan parkir berlangganan. Sebab, harga yang harus dibayarkan per tahun jauh lebih murah di banding membayar retribusi Rp1.000 untuk sekali parkir.

"Gunakan parkir berlangganan uangnya jelas masuk Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kalau bayar retribusi ke jukir, saya gak yakin uang itu masuk PAD semua," tutur seorang wanita yang menggunakan Honda Jazz warna Silver di Mitra Mall, Batuaji.

"Masuk diakal juga warga tak terlalu berminat, karena masih banyak lokasi parkir umum yang bebas jukir," katanya.