Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Delapan Warga Batam Kunjungi Dokter Kesehatan Jiwa Setiap Harinya
Oleh : kli/dd
Selasa | 15-01-2013 | 14:26 WIB
penderita_gangguan_jiwa.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAM, batamtoday - Sebanyak delapan warga diketahui mengunjungi dokter kejiwaan untuk memeriksakan kesehatan jiwanya. Catatan ini diperoleh dari rekapitulasi di Poli Kesehatan Jiwa RSUD Embung Fatimah, Batam.

Dr Laila Silvia Sari Sp.KJ yang bertugas di poli tersebut mengatakan tingkat penderita gangguan jiwa di Batam tergolong tinggi. Rata-rata pasien yang berkunjung ke poli tersebut setiap harinya mencapai lima sampai delapan orang.

Kebanyakan dari pasien yang datang ke Poli Kesehatan Jiwa, merupakan penderita depresi berat (Sikosi). Laila menyebut depresi berat ini dapat memicu perilaku nekat mengambil keputusan singkat tanpa dapat berpikir secara jernih.

"Penderita gangguan jiwa yang datang berobat golongan depresi berat. Dimana selama ini sudah banyak terjadi di kota Batam, tanpa terdeteksi," kata Laila, Selasa (15/1/2013).

Selama bertugas, Laila sudah banyak pasien penderita gangguan jiwa yang datang berobat. Gangguan jiwa yang ditangani di poli tersebut sesuai dengan data pasien yang datang berobat yakni depresi berat, rasa cemas, perilaku seksual, mood dan gangguan tidur.

Gangguan jiwa itu jika tidak cepat ditangani dapat memicu penderita mengalami kegilaan. Sehingga, konsultasi dan berobat sangat perlu dilakukan pasien untuk menghindari kegilaan tersebut.

Menurut Laila, gangguan depresi berat itu memang dipicu berbagai faktor misalnya, ekonomi, lingkungan dan kurang bersosialisasi atau tidak dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar.

"Tentunya, untuk mengatasi hal tersebut perlu mendekatkan diri dengan Tuhan, keluarga dan mampu beradaptasi dengan lingkungan," ujarnya.

Disinggung masalah perilaku beberapa korban yang nekat mengahiri hidup dengan cara bunuh diri, Laila mengatakan termasuk penderita gangguan jiwa golongan depresi berat. Kejadian itu juga sebagai salah satu contoh tingginya tingkat penderita gangguan jiwa di Batam yang perlu ditanggapi serius.

"Nekat bunuh diri itu, secara medis tergolong penderita depresi berat yang dipengaruhi berbagai faktor. Itu salah satu contoh tingginya penderita gangguan jiwa di kota Batam," kata dia.

Sekilas data pelaku bunuh diri selama Januari 2013 di daerah Batuaji dan Sagulung tercatat dilakukan empat orang warga. Masing-masing pelaku depresi karena pekerjaan, ekonomi dan keluarga.

Siprianus Benediktus Sava (25) warga Marina Garden Batuaji, nekat bunuh diri pada 1 Januari lalu setelah depresi karena didepostasi dari Negeri Jiran. Atik Winarsi (22) dan putrinya, Angraini (3) depresi masalah keluarga sehingga nekat bunuh diri pada 5 Januari lalu. Terakhir yang terjadi pada 14 Januari, ibu beranak dua, Marintan boru Manullang (30) nekat gantung diri karena depresi masalah ekonomi.