Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ulil Menjadi Target Teroris?
Oleh : Surya/Tunggul Naibaho
Rabu | 16-03-2011 | 10:52 WIB
ulil.jpg Honda-Batam

Pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdallah. (Foto: Ist).

Jakarta, Batamtoday - Paket bom yang dialamatkan ke Komunitas Utan Kayu, tepatnya ke Kantor Berita Radio (KBR) 68H, ditujukan kepada Ulil Abshar Abdallah, pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL). Jika dikaitkan dengan tindak pidana teroris, maka dapat dipahami, mengapa Ulil Abshar dijadikan target sasaran, karena Ulil memang selama dikenal memiliki pandangan-pandangan keagamaan yang bersebrangan dengan pandangan Keislaman umumnya yang berlaku di Indonesia.

Bahkan Ulil, untuk kalangan Salafiyah tertentu sudah dianggap di luar Islam. Pandangan liberalis Ulil tidak hanya sebatas soal-soal pluralisme tetapi juga pada soal-soal kewahyuan, kenabian, dan juga tentang ketentuan syariat yang pada dunia Islam sudah dianggap baku, seperti soal Jilbab, Ulil memiliki pandangan yang cukup radikal bersebrangan.

Jilbab dan jubah bagi Ulil adalah syraiat kontekstual yang berbasis pada kultur Arab, dan tidak perlu diikuti secara mutlak oleh kultur-kultur lokal budaya kaum muslimin di belahan bumi lain.

Bagi Ulil, pesan Islam atas busana Muslim, adalah busana yang pantas dan sopan, meski beberapa hadis Nabi Muhammad SAW sendiri telah memberikan batasan yang jelas dan nyata.

Pada bagian-bagian seperti inilah, Ulil, bagi kelompok-kelompok tertentu bukan dianggap kaum intelektual muslim yang berpikiran maju, tetapi sudah dianggap sesat.

Apakah, karena pemikiran-pemikiran Ulil yang dianggap sesat tersebut , sehingga membuat kelompok-kelompok Islam tertentu memberi reaksi keras dengan mengirimkan paket bom kepada Ulil yang kini menjadi pengurus DPP Partai Demokrat?

Paket yang dikirimkan ke KBR68H diterima resepsionis, Anissa Wulandari, dan kepada polisi ia mengatakan paket diterima dari seorang pria dengan tinggi sekitar 170 sentimeter badan kurus kulit sawo matang, dan menggunakan topi.

Paket tersebut berupa buku dengan judul "Mereka Harus Dibunuh Karena Dosa-dosa Mereka Terhadap Islam dan Kaum Muslimin".

Penulis mengaku bernama Drs Sulaiman Azhar, dan paket tersebut dikirimkan seraya permintaan kepada Ulil untuk sudi menuliskan Kata Pengantar pada buku karanganya tersebut. Permintaan tersebut disampaikan Sulaiman dalam secarik surat, dan berikut adalah surat yang ditulis Drs Sulaiman kepada Ulil Abshar Abdallah.

Kepada: Ulil Absar Abdhala
Perihal: Permohonan memberikan kata pengantar buku dan interview
Lampiran: 1 (satu) bundel buku

Bersama dengan ini saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama: Drs. Sulaiman Azhar, Lc
Alamat: Jl Bahagia Gg Panser No 29 Ciomas Bogor Telp 0813 3222 0579
Pekerjaan: Penulis

Sedang dalam proses penyelesaian penulisan buku yang urgensinya sangat erat dengan peran aktif  bapak, dalam lembaga yang bapak pimpin. Penulis bermaksud mengajukan permohonan sudi kiranya memberikan kata pengantar dalam buku saya.

Judul buku: Mereka harus di bunuh karena dosa-dosa mereka terhadap Islam dan Kaum Muslimin

Tema: Deretan nama dan dosa-dosa tokoh Indonesia yang pantas di bunuh

Jumlah: 412 Halaman