Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Meski BMKG Sudah Cabut Peringatan Tsunami Jepang

Warga di Indonesia Timur Bertahan di Pengungsian
Oleh : Tunggul Naibaho
Jum'at | 11-03-2011 | 23:16 WIB
tsunami.jpg Honda-Batam

Tsunami di jepang. (Foto NHK).

Batam, Batamtoday - Meski Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mencabut peringatan bahaya tsunami Jepang, namun kebanyakan warga Indonesia di bagian timur tetap bertahan di gunung-gunung, bukit-bukti dan tempat-tempat pengungsian lainya, hingga malam ini, Jumat 11 Maret 2011.

Warga Ternate, warga Kota Tobelo di Halmahera Utara, dan warga kota Jayapura di Papua. Gempa Jepang dengan kekuatan 8,9 skala richter nampaknya membuat warga takut untuk berdiam di rumah mereka yang berada dekat dengan pantai.

Seperti warga kota Jayapura, mereka bertahan tinggal di kawasan perbukitan Argapura dan Angkasapura. Apalagi pada pukul 21.25 WIT air laut sempat pasang dan menggenangi pantai hingga setinggi satu meter.

Meski hingga pukul 23.00 WIT kekhawatiran tsunami akan sampai di Jayapura sirna, dan BMKG sejak pukul 22.00 WIT telah mencabut peringatan bahaya tsunami. Namun demikian warga Jayapura tetap bertahan di tempat-tempat perbuktian.

Demikian juga halnya dengan warga kota Tobelo di Halmahera Utara, para warga memilih bertahan hingga malam ini, dan memilih kembali ke rumah pada besok hari jika dirasa sudah aman.

Para warga Tobelo mengungsi di kantor-kantor pemerintahan, seperti di kantor Bupati, Markas Korem dan Polres, dan juga rumah tempat ibadah yang secara geografis cukup tinggi dari permukaan laut.

Tidak berbeda halnya dengan suasana di Kota Ternate, Maluku Utara, masih banyak warga yang bertahan di perbukitan ataupun memilih menginap di rumah sanak saudaranya yang tinggal jauh dari pantai. Meski demikian ada sebagaian yang sudah berani memutuskan untuk kembali.