Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Hadiri Parliament Event on Interfaith Dialog

49 Parlemen Dunia Siap Bahas Masalah Sosial Keagamaan
Oleh : dpr/si
Kamis | 22-11-2012 | 15:15 WIB

DENPASAR, batamtoday - Sekitar 100 anggota delegasi kegiatan Parliament Event on Interfaith Dialog 21-24 November sudah berkumpul di Bali. Mereka terdiri dari 49 anggota parlemen dari sejumlah negara, selebihnya peserta dari organisasi sosial keagamaan dari dalam maupun luar negeri.

Mereka akan berbicara tentang beragam permasalahan sosial keagamaan yang terjadi di banyak belahan dunia.

"Ini pertemuan luar biasa dan ada sejuta harapan yang muncul dalam dialog yang diselenggarakan di Bali ini. Semoga anggota parlemen bisa memberikan sumbangan bagi perdamaian dan harmoni dunia," kata Zakaria M. Saleh anggota parlemen dari Chad disela-sela acara Welcome Dinner yang diselenggarakan Ketua BKSAP DPR RI Surahman Hidayat, di Nusa Dua, Bali, Rabu (21/11/12) malam.

Dalam acara pembuka itu para anggota delegasi memanfaatkan waktu tersebut untuk saling memperkenalkan diri sambil menikmati sajian hiburan seni tradisi dari Provinsi Bali. Para penari dari pulau dewata ini mempersembahkan tari Sekar Jagat dan Cendrawasih. Mereka juga berinteraksi mengajak para delegasi untuk mencoba menari bersama.

"Ini kunjungan saya pertama ke Bali. Terima Kasih atas keramahan sambutannya," ujar Datin Hj. Zasia anggota delegasi dari Brunei Darussalam. Ia terlihat mencoba menggoyang-goyangkan bahunya ketika seorang penari menghampirinya untuk mengajak menari bersama.

Anggota parlemen dari negara yang bertetangga dengan Pulau Kalimantan ini berharap sidang Interfaith Dialog di Bali dapat menjadi ajang saling berbagi pengalaman antar negara. Apalagi menurutnya kegiatan dilaksanakan pada saat yang tepat, ketika solidaritas bangsa-bangsa di dunia sedang terfokus ke Gaza, Palestina.

Data terakhir yang berhasil dihimpun Parliamentary Event on Interfaith Dialog diikuti parlemen dari 17 negara diantaranya Australia, Austria, Bosnia Herzegovina, Mesir, Myanmar, Rusia, Saudi Arabia, Turki dan Uganda. Persidangan diharapkan akan melahirkan kesepakatan yang disebut Deklarasi Bali untuk mendorong negara-negara di dunia membangun harmoni diantara pemeluk agama.