Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lindungi Perempuan Indonesia, Kemenkes Percepat Vaksinasi HPV dan Kembangkan Skrining Mandiri
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 20-06-2025 | 11:28 WIB
HPV-eliminasi.jpg Honda-Batam
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, saat membuka Global Cervical Cancer Elimination Forum 2025 di Bali, Selasa (17/6/2025). (Foto: Kemenkes)

BATAMTODAY.COM, Bali - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus mempercepat program vaksinasi HPV nasional sebagai langkah strategis untuk menurunkan angka kematian akibat kanker serviks.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menegaskan percepatan ini sangat mendesak mengingat kanker serviks menjadi penyebab kematian tertinggi kedua bagi perempuan di Indonesia setelah kanker payudara.

"Kanker serviks adalah pembunuh perempuan nomor dua di Indonesia. Diperkirakan setiap 25 menit, satu perempuan Indonesia meninggal akibat penyakit ini," ujar Menkes Budi, saat membuka Global Cervical Cancer Elimination Forum 2025 di Bali, Selasa (17/6/2025).

Pengalaman dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19 sebelumnya menjadi inspirasi bagi Menkes untuk mencari pendekatan serupa terhadap kanker serviks. Vaksinasi HPV pun dinilai sebagai solusi paling efektif saat ini.

"Saya belajar dari pandemi, dan mulai mencari tahu apakah ada vaksin untuk kanker serviks. Kami akhirnya meluncurkan program vaksinasi HPV nasional pada Agustus 2023," jelasnya.

Sejak peluncuran program tersebut, lebih dari 5 juta remaja perempuan di seluruh Indonesia telah mendapatkan vaksin HPV. Untuk memastikan kelangsungan dan kemandirian program, Kemenkes menggandeng BUMN farmasi, Biofarma, dalam proyek alih teknologi produksi vaksin di dalam negeri.

"Biofarma telah menandatangani kesepakatan transfer teknologi agar kita bisa memproduksi vaksin HPV sendiri," ungkap Menkes.

Langkah ini dianggap strategis untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor dan memperkuat ketahanan kesehatan nasional, terutama mengingat luasnya cakupan dan urgensi dari program ini.

Tak hanya fokus pada vaksinasi, Kemenkes juga tengah mengembangkan metode skrining kanker serviks mandiri. Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan akses perempuan terhadap deteksi dini kanker, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah terpencil.

"Kami akan memperkenalkan metode uji mandiri, jadi perempuan tak perlu lagi datang ke rumah sakit. Bisa dilakukan dari rumah secara mudah," tambahnya.

Langkah Indonesia dalam memerangi kanker serviks melalui pendekatan komprehensif ini mendapatkan pujian dari dunia internasional. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, menggarisbawahi pentingnya kecepatan dan keadilan dalam eliminasi kanker serviks secara global.

"Tantangannya bukan lagi apa yang harus dilakukan, tetapi seberapa cepat dan sejauh mana kita ingin bertindak. Tidak ada satu pun perempuan yang pantas meninggal karena penyakit yang bisa dicegah dan diobati," tegas Tedros.

Ia menambahkan, dengan pengetahuan dan alat yang sudah tersedia seperti vaksinasi, skrining, dan pengobatan, dunia sebenarnya telah memiliki solusi untuk menghentikan kanker serviks.

Editor: Gokli