Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemerintah Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 2025 Tetap di Atas 5 Persen, Meski Tantangan Global Meningkat
Oleh : Redaksi
Sabtu | 17-05-2025 | 13:28 WIB
ekonomi-5-persen.jpg Honda-Batam
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (Kemenko Perekonomian)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Di tengah tekanan ekonomi global yang dipengaruhi ketidakpastian geopolitik, perlambatan perdagangan dunia, dan suku bunga tinggi di negara-negara maju, Pemerintah Indonesia tetap optimistis mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran lima persen pada 2025.

Optimisme tersebut ditopang oleh stabilitas makroekonomi, terkendalinya inflasi, dan berbagai kebijakan strategis yang telah dirancang dan dijalankan, baik dalam jangka pendek maupun jangka menengah.

"Dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional di tengah dinamika global, Pemerintah telah menyiapkan dan menjalankan berbagai kebijakan jangka pendek serta jangka menengah untuk membangun fondasi pertumbuhan yang berkelanjutan," ujar Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto, demikian dikutip laman Kemenko Perekonomian, Kamis (15/5/2025).

Strategi Jangka Pendek: Jaga Konsumsi, Dukung Sektor Produktif

Dalam jangka pendek, Pemerintah fokus menjaga daya beli masyarakat, meningkatkan kemudahan berusaha, serta memperkuat pembiayaan dan ekspor.

Beberapa langkah yang telah ditempuh meliputi:

  • Perluasan program Makan Bergizi Gratis (MBG) guna mendorong ketahanan gizi sekaligus menggerakkan sektor pangan lokal;
  • Penyaluran bantuan sosial tepat sasaran dan subsidi untuk listrik serta transportasi publik;
  • Percepatan belanja negara agar mendorong daya ungkit fiskal;
  • Deregulasi izin usaha, termasuk revisi Perpres tentang Bidang Usaha Penanaman Modal (BUPM);
  • Perluasan pembiayaan produktif seperti KUR dan kredit investasi padat karya;
  • Peningkatan akses pasar ekspor, termasuk percepatan perjanjian perdagangan seperti IEU-CEPA dan CP-TPP, serta dukungan promosi bagi UMKM berorientasi ekspor.

Tak hanya itu, Pemerintah juga akan segera membentuk Satuan Tugas Deregulasi, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, untuk merespons keluhan pelaku usaha terkait perizinan ekspor-impor. Kebijakan ini juga diselaraskan dengan upaya Indonesia dalam proses aksesi ke Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

Kebijakan Jangka Menengah: Dorong Hilirisasi hingga Transisi Energi

Untuk memastikan pertumbuhan jangka panjang, Pemerintah menekankan transformasi struktural melalui sejumlah program jangka menengah, di antaranya:

  • Percepatan hilirisasi industri, khususnya komoditas mineral seperti nikel dan bauksit, serta penguatan rantai nilai industri kelapa sawit;
  • Pembangunan kawasan industri terintegrasi guna menciptakan ekosistem industri yang kompetitif;
  • Transformasi digital, dengan pembangunan infrastruktur internet nasional, penguatan ekosistem start-up, dan digitalisasi UMKM serta sektor publik;
  • Transisi menuju energi hijau, seperti pengembangan energi terbarukan dan kendaraan listrik, termasuk proyek PLTP Muara Laboh yang didukung pendanaan USD499 juta dari Asia Zero Emission Community (AZEC).

"Kami menyadari bahwa untuk mencapai pertumbuhan di atas lima persen, diperlukan kolaborasi semua pihak --pemerintah, swasta, dan masyarakat. Namun, dengan kebijakan yang adaptif dan berorientasi jangka panjang, kami percaya pemulihan dan penguatan ekonomi akan terus berlanjut," pungkas Haryo.

Dengan pendekatan terukur dan responsif terhadap tantangan global, Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 2025 tidak hanya stabil, tetapi juga inklusif dan berkelanjutan.

Editor: Gokli