Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Insiden Penembakan WNI oleh APMM di Malaysia, Pemerintah Indonesia Kecam Tindakan Berlebihan
Oleh : Aldy
Senin | 27-01-2025 | 10:44 WIB
wamen-christina.jpg Honda-Batam
Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Christina Aryani. (BP2MI)

BATAMTODAY.COM, Batam - Lima Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi korban penembakan oleh Agen Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) di Perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia, Jumat (24/1/2025).

Insiden tersebut menyebabkan satu WNI tewas, sementara empat lainnya mengalami luka-luka, dengan dua di antaranya dalam kondisi kritis.

Menurut informasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, penembakan dilakukan karena kelima WNI tersebut diduga hendak meninggalkan Malaysia melalui jalur ilegal.

Kepala Badan Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Kepulauan Riau, Kombes Pol Imam Riyadi, menyatakan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan KBRI Malaysia terkait insiden ini. "KBRI di Kuala Lumpur telah menangani peristiwa ini dan berkoordinasi dengan Kepolisian Diraja Malaysia (PDRM)," ujar Kombes Pol Imam Riyadi, Senin (27/1/2025).

Atase Kepolisian RI juga telah berkomunikasi dengan PDRM untuk memastikan proses penyelidikan berjalan sesuai prosedur.

Kronologi dan Kecaman Terhadap Tindakan APMM
Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Christina Aryani, mengungkapkan kelima WNI tersebut adalah Pekerja Migran Indonesia (PMI) non-prosedural yang ditembak saat APMM melakukan patroli di Perairan Malaysia. Menurutnya, tindakan penembakan oleh APMM dinilai berlebihan dan tidak seharusnya dilakukan.

"Kami mengecam keras penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh APMM. Jika memang ada pelanggaran, seharusnya mereka cukup ditangkap, bukan ditembak," tegas Christina, dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (26/1/2025).

Christina juga menekankan Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian P2MI, terus berupaya memastikan korban luka mendapat perawatan medis yang optimal, memberikan bantuan hukum kepada keluarga korban, dan memfasilitasi pemulangan jenazah.

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, menyampaikan KBRI Malaysia telah meminta akses kekonsuleran untuk melihat jenazah korban dan menemui korban luka di rumah sakit. Judha juga memastikan bahwa pemerintah Indonesia akan terus memantau perkembangan kasus ini.

Sementara itu, Kombes Pol Imam Riyadi menyatakan BP3MI Kepulauan Riau siap memberikan dukungan jika ditemukan kaitan antara korban dengan wilayah Kepri. "Kami akan membantu sesuai prosedur jika korban memiliki hubungan dengan wilayah kami," tegasnya.

Insiden ini menjadi sorotan publik, terutama terkait perlindungan WNI di luar negeri. Pemerintah Indonesia berharap pihak Malaysia dapat memberikan penjelasan transparan mengenai insiden ini dan memastikan tidak terulangnya tindakan serupa di masa depan.

Selain itu, insiden ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan perlindungan terhadap pekerja migran Indonesia, khususnya mereka yang bekerja secara non-prosedural. Pemerintah Indonesia juga mengimbau agar masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri melalui jalur resmi guna menghindari risiko serupa.

Editor: Gokli