Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,95 Persen pada Triwulan III-2024 di Tengah Tantangan Global
Oleh : Redaksi
Rabu | 06-11-2024 | 15:04 WIB
Ekonomi-Tw-III.jpg Honda-Batam
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (5/11/2024). (Kemenko Perekonomian)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ekonomi Indonesia terus menunjukkan ketahanannya dengan pertumbuhan sebesar 4,95% (yoy) pada Triwulan III-2024. Peningkatan ini juga terlihat pada skala kuartalan, dengan pertumbuhan 1,5% dibanding kuartal sebelumnya, serta capaian 5,03% jika dilihat dari sisi tahunan kumulatif (ctc).

Di tengah tantangan global yang berat seperti ketegangan geopolitik dan fragmentasi geoekonomi, Indonesia berhasil menjaga stabilitas ekonominya, bahkan lebih baik dibandingkan rata-rata ekonomi global yang diproyeksikan tumbuh hanya 3,2% pada 2024 dan 2025.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan pertumbuhan ekonomi pada Triwulan III ini sedikit lebih rendah dibanding kuartal-kuartal sebelumnya. "Memang kuartal ketiga biasanya lebih rendah dibanding triwulan lainnya karena tidak ada dorongan dari event khusus seperti libur Lebaran atau musim liburan sekolah. Namun, kontribusi pertumbuhan tetap meningkat, dan kami optimis di akhir tahun ekonomi dapat bertahan pada kisaran 5% sesuai target APBN," ujarnya, dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (5/11/2024), demikian dikutip laman Kemenko Perekonomian.

Pertumbuhan ekonomi Triwulan III-2024 didukung oleh inflasi yang terkendali, yakni sebesar 1,71% pada Oktober 2024. Rasio utang Indonesia pun stabil pada 39,4% hingga pertengahan tahun. Pertumbuhan ini menempatkan Indonesia dalam posisi unggul dibanding beberapa negara seperti Singapura (4,1%), Arab Saudi (2,8%), dan Meksiko (1,5%).

Seluruh komponen pengeluaran menunjukkan tren positif. Konsumsi rumah tangga yang meningkat 4,91% menjadi kontributor terbesar, terutama didorong oleh sektor hotel dan restoran. Sementara itu, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mencatat pertumbuhan 5,15%, didukung investasi pemerintah dan swasta, terutama untuk pembangunan infrastruktur.

Sektor lapangan usaha pun menunjukkan hasil menggembirakan. Lima sektor utama menyumbang 64,94% dari total pertumbuhan, dengan Transportasi dan Pergudangan menjadi sektor yang tumbuh paling tinggi sebesar 8,64%, diikuti sektor makanan dan minuman yang naik 8,33% berkat tingginya kunjungan wisatawan dan beberapa event internasional seperti Moto GP Mandalika dan PON XXI.

Pertumbuhan ekonomi tersebar di seluruh wilayah Indonesia, meskipun beberapa wilayah seperti Sumatera, Sulawesi, dan Maluku-Papua mengalami pelambatan. Sementara itu, wilayah Jawa, Kalimantan, Bali, dan Nusa Tenggara menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi, didorong oleh kontribusi sektor industri dan pariwisata.

Menko Airlangga juga menyoroti peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi, dengan tambahan 4,79 juta penduduk yang bekerja, mencapai total 144,64 juta pekerja pada Agustus 2024. Tingkat pengangguran pun turun sebesar 390 ribu orang menjadi 7,47 juta orang. "Proporsi pekerja formal juga meningkat, menunjukkan peningkatan daya serap sektor formal," ujarnya.

Untuk mempercepat pertumbuhan pada akhir tahun, pemerintah menyiapkan sejumlah langkah strategis. Pertama, menjaga daya beli dengan insentif fiskal seperti PPN DTP dan PPnBM DTP untuk sektor properti dan otomotif, serta mendorong kewirausahaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kedua, pemerintah akan meningkatkan nilai tambah sumber daya alam melalui hilirisasi pada 26 komoditas.

Airlangga juga menekankan peningkatan daya saing melalui pemanfaatan proyek strategis nasional, pengembangan kawasan industri dan ekonomi khusus, serta pemberlakuan insentif tax holiday berdasarkan PMK Nomor 69 tahun 2024. "Kami optimis dengan strategi ini, ekonomi Indonesia akan terus tumbuh dan berdaya saing di tengah tantangan global yang ada," tutupnya.

Ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan yang solid di tengah kondisi global yang tak menentu, memberi sinyal positif untuk pencapaian target ekonomi akhir tahun.

Editor: Gokli