Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia Dorong ASEAN Lebih Responsif terhadap Agenda Keberlanjutan dan Kesenjangan Pembangunan
Oleh : Redaksi
Senin | 07-10-2024 | 12:24 WIB
KTT-ASEAN-44.jpg Honda-Batam
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Edi Prio Pambudi, memimpin delegasi Indonesia, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-44 dan ke-45 yang digelar di Vientiane, Laos, 6-11 Oktober 2024. (Kemenko Perekonomian)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Indonesia menyuarakan pentingnya ASEAN untuk lebih responsif terhadap isu keberlanjutan dan kesenjangan pembangunan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-44 dan ke-45 yang digelar di Vientiane, Laos, 6-11 Oktober 2024.

Pertemuan tersebut diawali dengan Pertemuan Tingkat Pejabat Senior Bidang Ekonomi (SEOM) yang berlangsung pada Minggu (6/10/2024), di mana Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Edi Prio Pambudi, memimpin delegasi Indonesia.

Pembahasan utama dalam pertemuan ini meliputi lanskap ekonomi regional, capaian prioritas ekonomi ASEAN, implementasi Cetak Biru ASEAN 2025, isu keberlanjutan, transformasi digital, serta penyusunan Rencana Strategis MEA 2026-2030. Keanggotaan Timor Leste dalam ASEAN juga turut menjadi sorotan, bersamaan dengan sejumlah dokumen penting yang akan disepakati pada tingkat Menteri dan Kepala Negara.

Deputi Edi menyampaikan apresiasi kepada Laos atas Keketuaan ASEAN 2024, seraya menekankan beberapa hal yang memerlukan perhatian lebih lanjut. "Sudah banyak capaian positif, namun kita perlu memperkuat infrastruktur pariwisata, menekankan isu geopolitik dan geoekonomi, serta menjajaki potensi kerja sama dengan mitra ASEAN, termasuk Dewan Kerja Sama Teluk (GCC)," ujar Edi, demikian dikutip laman Kemenko Perekonomian.

Di bawah tema "Enhancing Connectivity and Resilience", Laos berfokus pada peningkatan konektivitas infrastruktur, pengurangan kesenjangan pembangunan, dan integrasi ekonomi yang lebih erat. Edi menambahkan bahwa meskipun ASEAN telah memiliki berbagai inisiatif terkait keberlanjutan, seperti netralitas karbon dan ekonomi sirkular, tantangan berikutnya adalah merumuskan rencana aksi yang efektif untuk menjalankan inisiatif-inisiatif tersebut.

Pertemuan ini juga membahas sejumlah dokumen yang akan diadopsi, disahkan, atau dinotasi oleh Dewan MEA. Dokumen-dokumen tersebut mencakup sektor ekonomi inklusif, pertanian berkelanjutan, ekoturisme, hingga kecerdasan buatan, yang semuanya menjadi kerangka kerja untuk memperkuat kerja sama ekonomi kawasan.

Turut hadir dalam pertemuan ini adalah perwakilan dari Kemenko Perekonomian, Kementerian Luar Negeri, dan Direktorat Perundingan ASEAN Kementerian Perdagangan.

Editor: Gokli