Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gas Melon Langka, Emak-emak dan Pelaku UMKM di Batam Naik Pitam
Oleh : Aldy Daeng
Senin | 25-09-2023 | 17:40 WIB
3333_gas-melon-habis_0987372374781.jpg Honda-Batam
Ilustrasi gas melon langka. (Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kelangkaan Gas bersubsidi 3 kg (gas melon) kembali terjadi di Kota Batam. Kelangkaan gas melon --yang sudah merupakan kebutuhan primer masyarakat-- sangat dirasakan dampaknya oleh masyarakat dan pelaku UMKM.

Pekan lalu, kelangkaan gas melon ini hanya dirasakan sebagian besar warga Kecamatan Batu Aji dan Sagulung. Namun, tiga hari belakangan ini, kelangkaan tersebut sudah dirasakan hampir seluruh warga Batam, termasuk di Kecamatan Batam Kota.

Ibu Ginting, salah seorang warga Perumahan Bukit Palem Permai Batam Center turut mengeluhkan kelangkaan gas 3 kilogram tersebut. Menurutnya, sudah 3 hari berkeliling ke sejumlah pangkalan gas, tapi tidak ada juga.

"Tak bisa juga kita salahkan pangkalan, karena meraka bisa jual kalau ada gas masuk. Kata orang pangkalan ada yang hanya dapat jatah seminggu sekali. Untuk kebutuhan warga sekitar pangkalan saja sudah tidak cukup," ujarnya, Senin (25/9/2023).

Ia juga meminta kepada pemangku jabatan yang menangani kebutuhan dasar masyarakat harus lebih peka. Tidak saling menyalahkan kalau gas lagi langka.

"Masak ngurus gas melon aja tak becus, padahal ini kebutuhan mendasar masyarakat," kesalnya.

Senada, Tina, salah seorang pelaku UMKM yang bermukim di Perumahan Bukit Raya ini juga mengeluhkan kelangkaan gas bersubsidi ini. Wanita yang kesehariannya membuat roti untuk dijual ke sejumlah pedagang panganan di kawasan botania ini mengaku sudah 5 hari tidak mendapatkan gas 3 kilogram.

"Akhirnya kami beli tabung yang ukuran besar. Ini kami tidak bicara untung rugi lagi sama usaha kami. Yang penting kami jaga pelanggan, kalau sampai 4 hari kami tidak produksi, pastinya pelanggan kami hilang, itu lebih rugi lagi," ucap Tina dengan nada kesal.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Kota Batam, Gustian Riau, mengungkapkan salah satu penyebab kelangkaan gas elpiji bersubsidi 3 kilogram adalah sistem transportasi yang buruk.

Menurutnya, taransporter yang melayani pengangkutan gas melon tersebut dari Tanjunguban ke Batam ditunjuk oleh Pertamina.

"Transporter yang bawa gas itu yang nunjuk Pertamina, ada sistem yang keliru di sini, makanya, selalu ada keterlambatan kedatangangas elpiji 3 kilogram itu," ungkap Gustian Rau, melalui sambungan telepon, Selasa (19/9/2023).

Gustian menjelaskan, sistem yang dilakukan transporter itu yakni, melakukan satu kali pengangkutan gas elpiji 3 kilogram untuk kebutuhan 3 hari, artinya, di hari keempat, sudah dipastikan ada keterlambatan.

"Ini murni kesalahan dari transporter, kami sudah minta agar ini diperbaiki," ujar Gustian.

"Seharusnya, setiap melakukan penunjukan transporter, pihak Pertamina juga melakukan komunikasi dengan Disperindag, agar permasalahan seperti ini tidak terulang lagi, sehingga, masyarakat tidak melulu menyalahkan Disperindag bila gas langka," pungkasnya.

Editor: Yudha