Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Meski Terendus, Mobil Pribadi Tetap Digunakan

Selewengkan BBM Bersubsidi, Mafia Solar di Batam Mulai Gunakan Taksi
Oleh : Tim Batamtoday
Sabtu | 01-09-2012 | 10:48 WIB
taksi-solar-antri.gif Honda-Batam
Antrian taksi di antara mobil pelansir solar milik mafia.

BATAM, batamtoday - Setelah praktik pelansiran dengan menggunakan mobil pribadi mulai terendus, para mafia solar kini beralih menggunakan taksi guna 'menghisap' bahan bakar bersubsidi itu untuk dijual ke industri.


Meski penggunaan mobil pribadi masih tetap dilakukan, namun para 'drakula' penghisap solar rakyat itu menambahkan deretan taksi jenis 'odong-odong' yang sebetulnya sudah tak layak dan tak diminati penumpang.

Seperti yang terjadi pada Jumat (30/8/2012) sekitar pukul 17.00 WIB kemrian. Salah satu SPBU yang terletak di daerah Genta III, Batuaji padat antrian di pomp pengisian solar. Seperti biasanya, mobil yang antri itu didominasi mobil jenis Mitsubishi Storm, Nissan Pathfinder dan Toyota Prado.

Di sela-sela ramainya antrian itu tampak beberapa taxi berplat kuning yang dilihat secara kasat mata tak lagi diminati penumpang karena kondisinya sudah memprihatinkan. Namun, di saat giliran mengisi solar, taksi tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding truk yang mengisi solar dengan waktu yang bersamaan. Sehingga, kuat dugaan taksi itu merupakan pelansir solar yang digunakan para mafia.

Setelah tangkinya penuh dengan waktu yang cukup lama dari biasanya, tepat di pintu ke luar taxi tersebut dihadang tiga orang pria pengendara sepeda motor dilengkapi tas sandang, ransel, handycam, kamera dan beberapa lembar kertas. Salah seorang dari pria pengendara motor itu menerima lembaran rupiah dari supir taxi, sementara dua orang lainnya terlihat sibuk dengan kertas yang awalnya mereka bawa dan sesekali memberikan tanda cek list.

Kondisi itu juga terlihat berulang, saat beberapa taksi dan beberapa mobil lain memberikan lembaran rupiah kepada tiga orang pria di pintu keluar SPBU. Hal ini jelas menandakan beberapa mobil yang antri termasuk taksi itu merupakan mobil pelansir solar yang sengaja memberikan uang tutup mulut untuk pria yang tak diketahui jelas nama dan profesinya.

Informasi yang didapat di lapangan, kertas yang dipegang ketiga pria itu merupakan daftar nomor polisi kendaraan pelansir solar di Batam. Selain itu, uang yang diberikan sopir mobil pelansir itu merupakan uang tutup mulut.

Benar tidaknya informasi itu, namun yang pasti didapat dari salah seorang sumber yang pernah berkecimpung didunia kutip mengutip setoran di pintu keluar SPBU.

"Biasalah namanya juga cari makan, kertas itu merupakan rekap plat mobil pelansir yang sudah didata sebelumnya," kata sumber yang minta namanya tidak ditulis.

Informasi yang sama juga didapat dari salah seorang sopir taksi yang kerap memberikan lembaran rupiah kepada pengintai di pintu keluar SPBU. Sopir tersebut mengaku memberikan lembaran rupiah itu karena tahu sama tahu akan penyelewengan solar tersebut.

"Wajar kita kasih, mereka tahu kegiatan yang kami lakukan. Terlebih, gimana mau mengelak karena nomor plat mobil sudah mereka catat, entah dari mana," papar seorang sopir yang mangaku baru bermain lima bulan terahir dan lagi-lagi tak mau menyebut namanya.

Ditambahkan sopir taksi itu, untuk sekali pengisian mobil yang dia kendarai hanya mampu mengangkut sekitar 500 liter solar untuk sekali pengisian. Dan solar tersebut dibawa ke salah satu gudang penimbunan di daerah Jembatan II Barelang.

"Paling bisa 500 liter saja untuk sekali pengisian. Saya dapat untung sekitar Rp300 ribu. Hal ini terpaksa saya lakukan karena kondisi mobil saya tak lagi menarik buat para penumpang, sementara kebutuhan hidup harus tetap dipenuhi," jelasnya.

Sekilas tentang taksi pelansir solar yang sempat terpantau batamtoday di lokasi SPBU Genta II yakni BP 1271 VX warna putih dan BP 1538 UX warna putih. Terlepas dari melanggar hukum atau tidaknya, yang pasti para sopir mengaku ini hanya sekedar cari makan untuk kebutuhan keluarganya.