Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Orang Utan yang Alami Luka Bakar Mulai Membaik
Oleh : si
Rabu | 29-08-2012 | 20:07 WIB
orangutan-797979.jpg Honda-Batam

Orang Utan (Pongo pygmaeus)

PONTIANAK, batamtoday - Kondisi orang uutan yang mengalami lukar bakar di Dusun Parit Wa’dongka, Desa Wajok Hilir, Pontianak saat ini kondisinya terus membaik, setelah dilakukan proses evakuasi pada 25-27 Agustus lalu oleh BKSDA Provinsi Kalbar, masyarakat dan sejumlah mitra LSM lingkungan.


Orang hutan tersebut saat ini telah mendapatkan perawatan di DAOPS Manggala Agni, Rasau Jaya, Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Untuk mempercepat upaya pemulihan, mulai siang ini (29/8) Orang utan tersebut akan dipindahkan ke fasilitas Pusat Rehabilitasi & Konservasi International Animal Rescue (IAR) Ketapang untuk mendapatkan fasilitas perawatan yang lebih baik.

Berdasarkan hasil observasi tim medis selama tiga hari terakhir, perkiraan waktu yang diperlukan untuk pemulihan sekitar 2-3 minggu, dan dalam jangka waktu ini tidak boleh ada kunjungan dari siapapun guna untuk menghindari stress.

"Hanya petugas medis, dokter hewan dan petugas BKSDA yang ditunjuk merawat yang boleh mengunjungi satwa ini, “ kata Parsaroan Samosir, Kepala Seksi Konservasi Wilayah III yang mewakili Kepala BKSDA Kalimantan Barat dalam rilisnya, Rabu (29/8/2012).

Menurutnya, observasi medis pada hari Selasa, 28 Agustus 2012 menunjukkan bahwa tingkat stress dan dehidrasi Orangutan masih sangat tinggi, walaupun menunjukkan tanda-tanda membaik. Luka bakarnya tidak terlalu parah dan Orangutan sudah mulai makan buah-buahan jeruk, semangka, dan pepaya yang disiapkan petugas.

Kepala BKSDA juga menegaskan bahwa proses evakuasi Orangutan yang masuk ke pemukiman warga tersebut berjalan sesuai protokol dan prosedur penyelamatan satwa liar dengan tim gabungan yang melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk petugas medis/dokter hewan dan mitra LSM Lingkungan seperti Yayasan International Animal Rescue (IAR), WWF Indonesia, Gemawan, Perwakilan Forum Konservasi Orangutan Kalimantan Barat (FOKKAB), Yayasan Titian, dan dengan pengawasan dari masyarakat serta rekan jurnalis.

 
“Kami perlu menegaskan bahwa hingga saat ini Orangutan tersebut masih hidup. Upaya yang paling penting sekarang adalah memastikan pemulihan Orangutan dimana menurut dokter hewan yang merekomendasikan agar Orangutan tersebut ditangani di pusat penyelamatan satwa di Yayasan IAR di Ketapang. Setelah kondisinya pulih seperti semula maka Balai KSDA Kalimantan Barat akan segera melakukan koordinasi dengan berbagai pihak dalam rangka pelepasliaran”, jelas Kepala Seksi Konservasi Wilayah III.

Orangutan jantan jenis Pongo pygmaeus berusia sekitar 16-17 tahun dengan berat sekitar 70 kg tersebut diperkirakan masuk ke kawasan sekitar pemukiman warga untuk mencari makanan akibat habitatnya yang terdegradasi dan tidak lagi mampu menyediakan pakan alami.