Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mau Jadi Daerah Wisata Terbaik, Benahi Dulu Transportasi
Oleh : ypn
Sabtu | 25-08-2012 | 18:46 WIB
guntur_sakti.jpg Honda-Batam
Guntur Sakti, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri.

BATAM, batamtoday - Untuk menjadi salah satu daerah tujuan wisata terbaik, Kota Batam tidak bisa hanya mengandalkan keberadaan obyek-obyek wisata dan letaknya yang strategis. Meskipun saat ini sudah menjadi daerah penyumbang wisatawan mancanegara ketiga terbesar di Indonesia, Kota Batam dinilai masih memerlukan moda transportasi penunjang pariwisata yang jauh lebih baik lagi.


"Untuk menjadi daerah destinasi pariwisata, aspek transportasi menjadi salah satu syarat mutlak dan indikatornya," kata Guntur Sakti, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri, Sabtu (25/8/2012).

Dikatakannya, tidak ada satupun daerah wisata kelas internasional di dunia yang tidak ditunjang dengan keberadaan moda transportasi yang aman dan nyaman. Bahkan, moda transportasi menjadi salah satu penentu daya saing daerah-daerah tujuan wisata di dunia.

Perlunya pemenuhan aspek itu, berlaku sama bagi Kota Batam. Kota ini tidak dapat hanya mengandalkan keberadaan obyek wisata, letaknya yang strategis dan sudah menjadi daerah penyumbang turis asing ketiga terbesar secara nasional. Kota Batam setiap tahun didatangi sekitar 1,2 juta wisatawan asing yang mayoritas berasal dari Singapura, Malaysia, Korea, Jepang, Amerika Serikat dan berbagai negara lainnya di Eropa.

Secara nasional, sambungnya, Kota Batam masih jauh tertinggal dibandingkan dua daerah penyumbang wisman terbesar, yakni Jakarta dan Bali, terutama dalam penyediaan transportasi penunjang pariwisata. Di kedua daerah tersebut, transportasi penunjang transportasi, seperti taksi, sudah beroperasi dengan armada yang aman dan nyaman.

"Turis-turis asing yang berasal dari negara-negara itu juga akan terganggu bila di Batam tidak tersedia transportasi yang layak karena taksi di negaranya sudah begitu aman dan nyaman," sambungnya.

Karena itu Guntur sangat menyayangkan kebijakan Pemerintah Kota Batam yang dikabarkan telah membatalkan izin operasional salah satu operator taksi, beberapa waktu lalu. Seperti diketahui, pada 31 Juli 2012 lalu Dinas Perhubungan Kota Batam telah mencabut izin operasional Taksi Blue Bird setelah didemo para sopir taksi yang menolak pengoperasian taksi itu.

Jika memposisikan dirinya sebagai Kota MICE (meeting, insentif, conferrence and excebhition), seharusnya Batam tidak menolak masuknya Blue Bird yang berkemampuan ikut serta mendukung pariwisata di daerah ini karena sudah memiliki sistem dan armada berstandar internasional. Karena itu, pembatalan tersebut, menurutnya, merupakan langkah mundur yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Batam untuk lebih memajukan ekonomi daerah di sektor pariwisata.

"Blue Bird mau masuk Batam kok malah ditolak dan dicabut lagi izinnya. Itu bukan penyelesaian masalah, malah akan memperburuk citra Batam sebagai daerah wisata dan investasi," ujarnya.

Dinas Pariwisata Provinsi Kepri sendiri, lanjutnya, hanya bisa menyesalkan pencabutan izin tersebut. Meskipun merasa kecewa, namun Pemerintah Provinsi Kepri tidak dapat mengintervensi kebijakan itu karena pengoperasian armada taksi di Batam mutlak menjadi kewenangan pemerintah kota.