Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Aksi Demonstrasi Masuki Tripoli

Pesawat Tempur Bombardir Demonstran
Oleh : Tunggul Naibaho
Selasa | 22-02-2011 | 08:13 WIB
jet_tempur_libya.jpg Honda-Batam

Dua jet tempur AU Lybia jenis Mirage buatan Perancis, nampak parkir di salah satu hanggar bandara Internasional Malta, dan dikabarkan kedua pilotnya meminta suaka kepada negara tersebut, Senin 21 Februari 2011. (Foto: Reuters).

Tripoli, batamtoday - Sejumlah pesawat tempur AU Lybia membombardir sejumlah titik demonstrasi antirezim Moammar Khadafi, di Ibukota Tripoli, Senin, 21 Februari 2011.

Para aktivis mengatakan pesawat melepaskan bom ke arah demonstran 20 menit sekali, dan diperkirakan ratusan orang meninggal. Penguasa Tripoli nampaknya panik, setelah gelombang aksi demonstran berhasil memasuki kota Tripoli.

"Apa yang kami saksikan hari ini sungguh tak terbayangkan. Pesawat tempur dan helikopter mengebom sejumlah wilayah secara membabi buta. Banyak yang mati, sangat banyak," kata Adel Mohamed Saleh, salah satu demonstran, kepada televisi Al Jazeera.

Saleh salah seorang aktivis menyebutkan serangan brutal pasukan militer Khadafi itu bak acara pemakaman massal.

"Rakyat kami mati. Ini semacam kebijakan bumi hangus," katanya, dan dia pun memperkirakan serangan keji ini masih terus akan berlanjut.

Serangan 'tanpa ampun' militer kepada demonstran memang kemungkinan akan terus berlanjut, apalagi anak lelaki Muamar Khadafi yaitu, Sayf al-Islam Gaddafi, seperti dikabarkan IRNA, telah mengambil alih kepemimpinan di Tripoli, dan memperingatkan para demonstran bahwa pemerintah akan "berjuang sampai peluru terakhir" untuk mempertahankan kekuasaan.

Dia pun, melalui siaran televisi, memperingatkan kemungkinan pecahnya perang saudara di Lybia, jika aksi demonstrasi terus berlanjut.

Dari Jenewa dilaporkan, Faith al-Warfali, aktivis Libya yang memimpin Komite Libya Kebenaran dan Keadilan di Swiss, mengecam serangan brutal militer Lybia yang menggunakan peluru tajam dan juga jet tempur kepada akis demonstran.

"Pesawat militer menyerang warga sipil, juga pengunjuk rasa di Tripoli. Saat ini warga sipil ketakutan, dimana PBB, dimana amnesti internasional," kata al-Warfali saat melakukan aksi di depan kantor PBB di Jenewa, Senin 21 Februari 2011.

Dari Malta dikabarkan, pesawat tempur Lybia mendarat di bandara Internasional Malta, dan kedua pilotnya, menurut keterangan militer Malta seperti dikutip Reuters, meminta suaka politik kepada negara tersebut.