Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BI Optimis Kredit Perbankan Tetap Tumbuh Double Digit 2023
Oleh : Redaksi
Jumat | 20-01-2023 | 18:30 WIB
Gub-BI131.jpg Honda-Batam
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis kredit perbankan tetap tumbuh dua digit, yakni di kisaran 10 persen - 12 persen (yoy) tahun ini.

Optimisme ini muncul sejalan dengan pertumbuhan kredit perbankan sampai akhir Desember 2022 yang berhasil tumbuh hingga 11,35 persen (yoy). Di mana realisasi itu lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 5,24 persen (yoy).

"Pertumbuhan kredit pada 2023 diperkirakan berada pada kisaran 10-12 persen (yoy)," ujar Perry dalam konferensi pers, Kamis (19/1/2021).

Kredit perbankan diperkirakan tetap tumbuh tinggi. Tahun lalu pertumbuhan terjadi merata pada seluruh sektor ekonomi dan seluruh jenis kredit, terutama investasi dan modal kerja.

Pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan pada Desember 2022 sebesar 20,1 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya sebesar 6,6 persen (yoy).

Tak hanya itu saja, di segmen UMKM, pertumbuhan kredit juga terus berlanjut, khususnya penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tumbuh tinggi sebesar 29,66 persen (yoy).

"Permintaan kredit juga meningkat sejalan kinerja korporasi dan konsumsi rumah tangga yang membaik yang mendorong kenaikan permintaan pembiayaan," kata Perry.

Ke depan, Bank Indonesia bakal terus melanjutkan kebijakan makroprudensial yang akomodatif, inklusif dan berkelanjutan untuk mendorong pertumbuhan kredit atau pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas yang belum pulih.

Misalnya untuk KUR, dan kredit atau pembiayaan hijau dalam rangka mendukung pemulihan perekonomian.

Selain itu, Perry juga melihat bahwa ke depannya kenaikan bunga kredit tak akan terlalu tinggi. Hal ini tercermin dari kenaikan suku bunga BI sebesar 225 basis poin sejak Agustus hanya berdampak 21 bps atau 0,21 persen kepada bunga kredit perbankan.

"Meski BI rate naik 225 bps akumulasi, likuiditas perbankan tetap lebih. Oleh karena itu bunga kredit selama 225 bps BI rate, itu naiknya 21 bps atau 0,21 persen," jelasnya.

Perry pun mengajak perbankan untuk tak menaikkan bunga kredit berlebih agar bisa tetap tumbuh tinggi di tahun ini. Apalagi, likuiditas di perbankan masih cukup tinggi.

"Suku bunga deposito tidak harus ditransmisikan ke bunga kredit. Kami terima kasih nih ke bankir yang tidak menaikkan bunga kredit. Kalau 0,21 persen wajar," pungkasnya.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha