Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sudah 173 Demonstran Tewas Sebagai Tumbal

Posisi Khadafi Makin Kritis
Oleh : Tunggul Naibaho
Minggu | 20-02-2011 | 06:42 WIB
demo_benghazi.jpg Honda-Batam

Aksi demonstrasi di kota Benghazi, 1.000 Kilometer dari Tripoli, Minggu 20 Februari 2011, semakin  menambah korban tewas dalam aksi untuk menjatuhkan  Muammar Khadafi yang telah berkuasa di Lybia selama empat dasawarsa. (Foto: IRNA).

Tripoli, batamtoday - Posisi pemimpin Lybia Muammar Khadafi semakin kritis. Gelombang protes semakin mendekati kota Tripoli, dan korban demonstran hingga Minggu 20 Februari 2011 disebutkan telah mencapai angka 173 orang meninggal dunia.

Dari Tripoli dikabarkan, media-media Libya juga mengkonfirmasikan aksi pengunduran diri ramai-ramai para anggota Dewan Kepemimpinan Revolusi Libya pendukung Khadafi,  Minggu 20 Februari 2011 pagi hari waktu setempat..

Pengunduran diri secara massal itu dilakukan sebagai protes terhadap aksi brutal aparat polisi dan militer Libya terhadap para demonstran dalam beberapa hari terakhir.

Desas-desus di Tropoli juga menyebutkan kalau sejak Sabtu 19 Februari 2011, keluarga Khadafi telah melarikan diri dan keluar dari Lybia, namun belum diketahui pasti negara mana yang menjadi tempat pelarian mereka,

Juru bicara Human Rights Watch (HRW) Tom Porteous, Minggu di London melaporkan korban tewas kekerasan militer di wilayah Lybia Timur dan Kota Benghazi (1.000 Km dari Tripoli)  sudah mencapai angka 173 orang tewas.

"Angka itu belum lengkap dan belum final, karena banyak orang yang terluka," kata Porteous.

Protes penggulingan Muammar Khadafi semakin keras seiring makin banyaknya jatuh korban. Aksi pun semakin mendekati ibukota Lybia, Tripoli.

Sejumlah saksi menyebutkan, aksi juga terjadi di kota Misrata, 200 Kilometer dari Tripoli, sebagai bentuk dukungan atas aksi yang terjadi di kota Benghazi.

Saksi-saksi menyebutkan bahwa pasukan keamanan yang dibantu oleh "tentara bayaran Afrika" melepaskan tembakan ke arah massa secara membabi buta.

Menyusul laporan HRW yang menyebut korban jatuh sudah mencapi 173 orang, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton, Minggu 20 Februari, seperti dilaporkan IRNA, memperingatkan Tripoli untuk menghentikan kekerasan terhadap pemrotes.

Ashton meminta dengan keras pemerintah Lybia agar mau menahan diri.

"Sangat penting untuk menghentikan aksi kekerasan guna membuka peluang dialog," tegas Ashton.

Meski posisi Khadafi sudah kritis, namun masih sulit memprediksi, apakah gelombang demonstrasi akan terus berlangsung hingga jatuhnya 'sang Kolonel" berusai 68 tahun itu, sebagaimana terjadi di Tunisia dan Mesir, yang melengserkan Ben Alin dan Hosni Mubarak.